WahanaNews.co | Bencana alam kekeringan sudah mulai melanda wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Akibatnya, 30 desa di delapan kecamatan berisiko mengalami krisis air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga:
Dinas PUPR Kota Tangerang Pastikan 12 Embung Berfungsi Sebagai Pengendali Banjir
"30 desa ini ada di semua kecamatan, termasuk di Pekat," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dompu, Tajuddin HIR saat dikonfirmasi Selasa (20/6/2023).
Tajuddin mengatakan, 30 desa tersebut merupakan daerah langganan rutin krisis air bersih saat musim kemarau tiba di Dompu.
Jumlah ini masih berisiko terus bertambah, apalagi puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada September 2023.
Baca Juga:
Pemkab Aceh Barat Salurkan Bantuan untuk Korban Angin Kencang di Woyla
"Sekarang masih terus kita inventarisasi. Kita juga berkoordinasi dengan instansi terkait supaya melaporkan titik pemasangan sumur bor. Kita mau lihat apakah batuan pemerintah ini masih bisa memenuhi kebutuhan air masyarakat sekitar," ujarnya.
Dari 30 desa yang berisiko mengalami krisis air bersih tersebut, cukup parah terjadi di Kecamatan Dompu dan Woja.
Namun, sejauh ini belum ada satu pun yang mengajukan permohonan untuk pendistribusian air bersih di BPBD.
Menurutnya, BPBD sudah siap siaga ketika ada permintaan dari masyarakat, bahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan PDAM, Dinsos, TNI dan Polri agar membantu mendistribusikan air ketika ada lonjakan permintaan dari desa.
"Selain ada mobil tangki di BPBD, kita juga ada PDAM, kepolisian nanti yang akan membantu penyaluran air bersih," jelasnya.[eta/kompas]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.