WahanaNews.co | Kepala Rutan Kelas II B Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel), Jeremia
Leonta, di Kandangan, Selasa (2/3/2021), menyampaikan kronologis empat
narapidana kabur dari rutan yang dihuni sekitar 265 orang napi dan tahanan
tersebut.
Pelarian empat napi tersebut terjadi
pada pukul 12.30 Wita. Pada saat itu, seluruh warga binaan mau salat Dzuhur.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi Industri, PLN Pasok Listrik 24,5 MVA untuk PT Pelsart Tambang Kencana di Kalsel
"Memang warga binaan ini ada
mengikuti salat Dzuhur berjemaah dan ada juga yang
tidak, jadi tidak semua mengikuti salat Dzuhur,"
katanya, di Aula Polres HSS, Selasa (2/3/2021) sore.
Dijelaskan pula bahwa setiap pukul
12.30 Wita, seperti biasa, ada yang mengambil air wudu sebelum
salat. Namun, ada di antara mereka yang belum mengambil air wudu.
Bagi warga binaan yang sudah mengambil
wudu, menurut dia, menuju lapangan untuk salat.
Baca Juga:
PUPR Lengkapi Prasarana Sarana dan Utilitas Umum 1.805 Unit Perumahan Subsidi di Kalsel
Ia memperkirakan empat napi yang kabur
tersebut termasuk yang belum mengambil air wudu.
Air wudu disediakan di rutan bertempat
di kolam berupa bak air besar, biasanya dipergunakan warga binaan untuk cuci,
mandi, dan lainnya, termasuk wudu.
"Jadi, keempatnya ini diduga
sudah mempersiapkan pelarian. Hal ini masih dalam penyelidikan kami, pastinya
mereka merusak atau membobol terali besi pembatas atas karena kamar mandi umum
itu tertutup dengan terali besi," katanya,
menjelaskan.
Keempat napi tersebut diperkirakan
kabur setelah besi lepas karena dibengkokkan, kemudian keluar satu per satu
karena jalan keluarnya agak sempit.
Satu per satu mereka melewati terali
besi tersebut, kemudian melompat ke genteng atau seng blok kamar hunian, batas
antara seng blok kamar hunian dan pos menara berjarak tidak sampai 1 meter.
"Dari genteng itu, mereka
melompat sedikit saja langsung dapat besi penyangga dari blok petugas pos, lalu
naik satu-satu ke atas besi penyangga blok," katanya.
Ia menduga ada kerjasama dengan pihak
luar, karena ada tali yang relatif panjang.
"Tali itu bisa jadi dilemparkan
dari luar, kemudian diikat agar mereka bisa turun," katanya.
Kepala Rutan menyebutkan, tali tersebut berukuran panjang, bahkan sampai ke bawah, ada
sekitar 4 meter.
Selain itu, ada juga selimut
dipersiapan oleh mereka.
"Ini seperti bentuk antisipasi
agar mereka dapat melewati pagar kawat duri," ujarnya.
Pelarian tersebut sempat diketahui
oleh warga dan petugas rutan, bahkan ada yang berteriak memberitahukan ada
pelarian, seketika petugas melakukan pengejaran.
Namun, lanjut dia, mereka lebih dahulu
melompat, kemudian lari menjauh dari rutan.
Ia mengatakan bahwa pihaknya lantas
memberitahukan kepada Kapolres HSS untuk minta bantuan agar mereka tertangkap
kembali.
"Alhamdulillah, baru dua orang
yang sudah tertangkap. Mudah-mudahan hari ini keempat napi yang kabur bisa
ditangkap kembali," katanya. [qnt]