WahanaNews.co | Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Zaini menyebutkan, 6.329 kepala keluarga (KK) terkena dampak banjir yang terjadi pada Selasa (1/3) pagi hingga Rabu (2/3) dini hari.
Oleh sebab itu, untuk mengatasi kejadian tersebut, pihaknya telah menyediakan pompa untuk menyedot air genangan.
Baca Juga:
BPBD Lebak Imbau Masyarakat Waspadai Bencana Akibat Cuaca Ekstrem dan Hujan
"Ke 6.329 kepala keluarga yang terdampak banjir ini tersebar di enam kelurahan dan empat desa," ujarnya.
Adapun enam kelurahan yang terendam banjir itu antara lain Jungcangcang (2.316 KK), Patemon (1.226 KK), Parteker (912 KK), Barurambat (300 KK), Gladak Anyar (30 KK), Kanginan (600 KK).
Selanjutnya, Desa Laden (800 KK), Desa Nyalabuh Laok (30 KK), Desa Samiran (15 KK), dan di Desa Kodik (100 KK).
Baca Juga:
16 Desa di Aceh Barat Terendam Banjir, Air Capai 50 Sentimeter
"Sehingga, jumlah totalnya mencapai 6.329 KK," imbuh Zaini.
Jumlah KK terdampak banjir itu merupakan data sementara yang diterima BPBD Pemkab Pamekasan hingga Selasa (1/3) pukul 23.50 WIB.
"Kemungkinan masih bisa bertambah, mengingat belum semua desa/kelurahan terdampak melaporkan datanya malam ini juga," katanya.
Diketahui, banjir tersebut terjadi akibat luapan sungai di Pamekasan. Sehingga melanda beberapa desa/kelurahan di lima kecamatan, yakni Kecamatan Pamekasan, Palengaan, Proppo, Pademawu dan sebagian di Kecamatan Galis.
Dari lima kecamatan terdampak banjir itu, yang terparah di Kecamatan Pamekasan, yakni menggenangi lima kelurahan, dan dua desa.
Sejumlah fasilitas umum, seperti lembaga pendidikan, masjid dan mushalla serta kantor pemerintahan juga tergenang banjir, termasuk kantor ormas Islam Nahdlatul Ulama di Jalan R Abdul Aziz, Pamekasan.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur pun menyediakan pompa air dan alat berat berupa ekskavator untuk mengurangi debit air banjir.
"Nanti kalau sudah tidak hujan kami sediakan pompa air dan alat ekskavator untuk menyedot air yang menggenang di beberapa titik, air ini nantinya untuk dibuang ke sungai, sehingga air cepat surut dan mengurang," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat memantau sejumlah titik banjir, di Desa Sumedangan, Kecamatan Pademawu, Rabu (2/3).
Khofifah juga sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk proses pengerukan. Di titik banjir ini, kata dia, tim teknis akan memetakan tanah untuk pedangkalan dan penyempitan, sehingga air tidak lagi menggenangi permukiman warga. [bay]