WahanaNews.co | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat terdapat 7 kasus Covid-19 varian Omicron. Dari jumlah kasus tersebut, satu orang meninggal dunia.
"Mereka yang positif Omicron inisial MNS dan AKA dari Kabupaten Soppeng, AC dari Luwu, AAW dari Barru, NW dari Takalar. Terus CP dari Sidoarjo dan H dari Jakarta," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Arman Bausat kepada wartawan di Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (9/2).
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Arman menyebutkan satu pasien Omicron atas inisial NW telah meninggal dunia pada pekan lalu, setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padjonga Dg Ngalle Takalar. Meski demikian, Arman tidak bisa memastikan meninggalnya NW akibat Omicron atau karena penyakit komorbid.
"Pasien yang meninggal ini kan punya penyakit TBC dan HIV. Kita semua tahu kalau HIV itu menyebabkan daya tahan tubuh menurun, apalagi ada TBC dan Covid-19," bebernya.
Sementara Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengatakan saat ini Pemprov Sulsel memperkuat tracing untuk menekan penyebaran Covid-19 yang mulai naik di Sulsel. Ia mengaku akan memperketat pintu kedatangan Sulsel seperti bandara dan pelabuhan.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
"Kita kan tidak ada penerbangan internasional di sini. Tapi yang paling penting adalah kita memperketat di bandara dengan mengirimkan nakes untuk tracking," ucapnya.
Ia menambahkan pihaknya sudah bekerja sama dengan TNI Polri untuk menyiapkan posko tes PCR bagi pendatang yang masuk di Sulsel. "Kami sudah koordinasi dengan Polda dan Kodam untuk sama-sama di sana siapkan (tes) PCR, karena sebelumnya cuma Antigen," kata dia.
Andi Sudirman mengaku saat ini bed occupation ratio (BOR) di rumah sakit masih pada angka 1,53 persen. Ia mengakui kenaikan kasus Covid-19 di Sulsel cukup tinggi, meski demikian untuk tingkat fatality Omicron masih rendah.
"Memang akselerasi kenaikan (penularan Covid-19) tinggi. Tapi Fatality-nya rendah sehingga yang menempati ruang ICU juga masih rendah," ucapnya. [rin]