WahanaNews.co | Demi meningkatkan produksi gabah dan beras serta coklat di tahun 2023 mendatang.
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, menambah alokasi kuota pupuk subsidi untuk Aceh mencapai 153.995 ton, untuk 9 komoditi.
Baca Juga:
Curah Hujan Tinggi, 3 Desa di Subulussalam Aceh Terendam Banjir Hingga 1,5 Meter
“Tambahan kuota pupuk subsidi sebanyak itu sangat mengejutkan dan baru terjadi pada tahun 2023 mendatang,“ ungkap Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, yang didampingi Kabid Saran dan Prasarana Distanbun Aceh, Ir Nurlaila MT, Minggu (4/12/2022) di Banda Aceh.
Cut Huzaimah mengatakan, biasanya alokasi kuota pupuk subsidi itu, hanya memenuhi 30 – 35 persen kebutuhan pupuk di lapangan.
Tapi di tahun 2023, karena tambahannya cukup besar, untuk urea hampir mencapai sebesar 100 persen dari alokasi tahun 2022.
Baca Juga:
Peredaran Ganja Asal Aceh Tujuan Sumbar 624 Kg Diungkap BNN
Pupuk NPK tambahannya mencapai sebesar 129,7 persen, artinya bisa mengkaper 60 – 70 persen kebutuhan areal tanaman padi petani.
Tambahan alokasi pupuk subsidi tadi, kata Cut Huzaimah, tujuannya disamping untuk membantu petani, pusat juga menuntut produksi padi dan beras di Aceh tahun depan bisa naik lebih tinggi lagi, dari produksi tahun 2022 ini.
Tambahan alokasi pupuk subsidi NPK dan urea serta NPK formula khusus tersebut, kata Cut Huzaimah, sebagai tindak lanjut dari hasil pertemuan Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki dengan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpok di Kantor Kementan, dua bulan lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki meminta kepada Mentan Syahrul Yasin Limpo, untuk menambah kuota alokasi pupuk subsidi untuk Aceh, dalam rangka peningkatan produksi pangan, terutama gabah dan beras.
Kedua, pada tahun 2023, merupakan tahun ketidak pastian produksi pangan dunia, untuk mencegah dan mengatasi ancaman kerisis pangan global yang akan berdampak negatif terhadap ketersediaan stok pangan nasional, di Indonesia.
Sehingga diperlukan langkah-langkah terobosan dan strtegis peningkatan pangan nasional, melalui peningkatan produksi gabah dan beras di daerah.
Salah satu caranya, adalah menambah alokasi kuota pupuk subsidi ke daerah sentra produksi pangan di Indonesia, salah satunya untuk Aceh.
Ada tiga jenis pupuk subsidi yang alokasi kuotanya ditambah.
Pertama pupuk NPK untuk tanaman padi ditambah 80.946 ton, atau sebesar 129,7 persen, dari 45.871 ton menjadi 105.369 ton.
Kedua pupuk urea juga untuk tanaman padi ditambah 80.946 ton, atau 98,56 persen dari 82.129 ton menjadi 163.074 ton.
Ketiga jenis pupuk NPK formula khusus untuk tanaman kakao ditambah 13.551 ton, atau 27 kali lipat dari 500 ton.
Setelah pemerintah pusat menambah alokasi kuota pupuk subsidi untuk peningkatan produksi gabah dan beras lokal.
Cut Huzaimah mengatakan, ada beberapa hal yang perlu cepat kita sikapi di daerah, agar alokasi pupuk subsidi yang sudah bertambah itu, bisa diserap secara maksimal oleh petani padi kita, untuk peningkatan produksi pangan.
Antara lain penetapan dan pembagian alokasi pupuk subsidi untuk Kabupaten/Kota, dilakukan di Provinsi dan kemudian dilanjutkan penetapan dan pembagian alokasi pupuk subsudi untuk kecamatan per petani, dilakukan di Kabupaten/Kota.
Pj Gubernur Aceh, telah membagi dan menetapkan alokasi pupuk subsidi untuk kabupaten/kota melalui SK Gubernur Nomor 520/1505/2022.
Setelah gubernur menerbitkan SK Penetapan dan Pembagian Pupuk Subsidi untuk kabupaten/kota, maka sekarang ini tugas Bupati/Walikota menerbitkan SK penetapan dan pembagian alokasi kuota pupuk subsidi itu per kecamatan dan per petani.
Petani penerima pupuk subsidi diinput dalam sistem E-Alokasi Portal Pupuk Subsidi Kementan RI, dimana petani sebagaimana dimaksud tergabung dalam kelompok tani dan terdaftar dalam SIMLUHTAN.
Terkait masalah penginputan data petani penerima pupuk subsidi di kecamatan, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, sudah meminta tambahan waktu input E-Alokasi Pupuk Subsidi kepada Direktur Pupuk dan Pestisida dan sudah disetujui, sehingga input diperpanjang sampaa 15 Desember 2022 mendatang.
Sebelumnya, batas pengimputan hanya sampai 30 Nopember 2022 lalu.
Perpanjangan waktu batas input yang diberikan Direktur Pupuk dan Pestisida Kementan tersebut, kata Cut Huzaimah, hendaknya disikapi dengan positif dan cepat oleh pelaku pengimput data petani penerima pupuk subsidi di kecamatan.
Untuk ini, kita minta para penyuluh pertanian di kecamatan, memaksimalkan kerja kelompok tani penerima pupuk subsidi untuk mengimput data anggota kelompok taninya ke dalam sisten E-Alokasi Portal Subsidi Kementan RI.
Terkait dengan pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi, peran Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3), harus lebih ditingkatkan untuk optimalisasi pengawasan pupuk bersubsidi.
Sehingga distribusi pupuk subsidi memenuhi prinsip 6 T, yaitu tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu dan tepat mutu.
Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida baik provinsi maupun Kabupaten/Kota, merupakan salah satu wadah koordinasi pengawasan pupuk dan pestisida antar intansi terkait di bidang pupuk dan pestisida.
Harpannya, distribusi pupuk bisa tepat sasaran bagi petani penerima sesuai dengan data petani di E-Alokasi Pupuk Subsidi Kementan RI.
Harga pupuk subsidi yang ditetapkan Kementan, sebut Cuit Huzaimah, untuk pupuk urea Rp 2.250/Kg, NPK 2.300/Kg dan NPK kakau Rp 3.300/Kg.
Penetpan alokasi kuota pupuk subsidi tahun ini didasarkan pada Permentan Nomor 10 tahun 2022 Tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.
Sebelumnya ada 6 jenis pupuk, yaitu Urea, NPK, SP36, ZA dan Organik. Sekarang tinggal 3 jenis, Urea, NPK dan NPK formula khusus untuk tanaman kakao.
Sedangkan komoditas yang disubsidi ada 9 komoditi, dari sebelumnya 60 komoditi.
Yaitu, padi, jagung kedelai, hortikultura, terdiri dari cabai, bawang merah, bawang putih, serta komoditi perkebunan terdiri dari kopi, tebu dan kakao, dengan luasan tanam maksimal 2 hektar. [ast]