WahanaNews.co | Pasukan
gerilyawan Taliban meningkatkan instensitas serangan demi merebut sejumlah
distrik di Afghanistan. Sementara itu, Amerika Serikat (AS) yang mendukung
Afghanistan memerangi Taliban tak mau kalah menggencarkan serangan udara.
ass="MsoNormal">
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Dilansir AFP, Senin (26/7/2021), sejak awal Mei kekerasan
meningkat setelah Taliban melancarkan serangan beberapa saat setelah pasukan
asing pimpinan AS menarik diri dari penjagaan. Serangan mematikan Taliban itu
telah menyeberangi perbatasan dan mengepung beberapa ibu kota provinsi di
Afghanistan.
"Amerika Serikat telah meningkatkan serangan udara
untuk mendukung pasukan Afghanistan selama beberapa hari terakhir, dan kami
siap untuk melanjutkan tingkat dukungan yang meningkat ini dalam beberapa
minggu mendatang jika Taliban melanjutkan serangan mereka," kata Kepala
Komando Pusat Angkatan Darat AS, Jenderal Kenneth McKenzie, kepada wartawan di
Kabul.
McKenzie mengakui bahwa pemerintah Afghanistan akan
menghadapi hari-hari sulit ke depan. Sebab, Taliban terus berusaha menciptakan
ancaman agar mereka menang.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
"Kami akan terus mendukung pasukan Afghanistan bahkan
setelah tanggal 31 Agustus itu, umumnya dari luar cakrawala," ucap
McKenzie.
Hari-hari yang Sulit
Bagi Pemerintah
Para ahli mengatakan faktor kunci yang membantu Taliban
dalam merebut wilayah yang luas dalam waktu singkat adalah kurangnya dukungan
udara reguler dari pasukan AS kepada pasukan Afghanistan. Tapi pada hari
Minggu, McKenzie berjanji akan mendukung angkatan udara Afghanistan, dan
angkatan udara AS juga akan mempertahankan kemampuan untuk "menyerang ke
Afghanistan" terhadap dua kelompok jihad lainnya Negara Islam (IS) dan
Al-Qaeda.
McKenzie mengatakan akan menjadi jelas dalam "hari-hari dan minggu-minggu"
berikutnya jika pemerintah Afghanistan dapat mempertahankan negara dari
Taliban.
"Saya tidak berpikir itu akan menjadi jalan yang
mudah.. (tapi) saya tidak menerima narasi bahwa akan ada perang saudara yang
diperlukan," katanya.
Pernyataan McKenzie muncul ketika sekitar 22.000 keluarga
mengungsi akibat pertempuran dalam sebulan terakhir di kota selatan Kandahar.
"Mereka semua telah pindah dari distrik kota yang
bergejolak ke daerah yang lebih aman," kata Dost Mohammad Daryab, kepala
departemen pengungsi provinsi kepada AFP.
Pada hari Minggu, pertempuran berlanjut di pinggiran kota
Kandahar, dan McKenzie mengakui bahwa angkatan udara AS telah melakukan
serangan udara di provinsi tersebut dalam beberapa hari terakhir. [dhn]