BPBD Bali juga mengarahkan warga untuk memahami lokasi-lokasi aman di sekitar tempat tinggal, seperti area yang jauh dari sungai, agar dapat segera berlindung saat dampak Siklon 93S terjadi.
Ia menegaskan masyarakat dapat segera menghubungi BPBD jika membutuhkan bantuan karena lembaganya selalu siaga.
Baca Juga:
BNPB Ingatkan Kewaspadaan Nasional: Dua Bibit Siklon Berpotensi Picu Cuaca Ekstrem
“BPBD di sini tak pernah libur, selalu berupaya mengkolaborasikan berbagai kekuatan untuk merespons, termasuk kesiapan alat, alat sedot, kemarin cukup banyak juga menyedot air, tapi kalau jangka panjang kita perlu kesiapan infrastruktur yang lebih baik lagi,” kata dia.
Gede Teja menjelaskan bibit Siklon 93S berbeda dengan Gelombang Rossby yang menyebabkan banjir besar pada September 2025 lalu.
Ancaman Siklon 93S dinilai lebih berbahaya karena muncul bersamaan dengan masuknya Bali ke musim hujan sehingga meskipun pusat siklon menjauh, dampaknya tetap signifikan.
Baca Juga:
Bibit Siklon 91S Aktif, BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem 10–11 Desember
Meski demikian, BPBD Bali mengajak masyarakat tidak sepenuhnya menyalahkan cuaca ekstrem, melainkan juga mengevaluasi kesiapan lingkungan.
Ia menyoroti masih lemahnya daya dukung lingkungan, mulai dari sistem drainase yang belum optimal hingga persoalan tata ruang.
“Ya perlu ditingkatkan baik drainase lama atau baru, karena dilihat juga drainase ada sampah, selain lumpur juga ada sampah kabel, macam-macam,” ujar Gede Teja.