WahanaNews.co | Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta
diwanti-wanti mengelola anggaran penanganan banjir dengan serius. Jangan main-main.
Apalagi,
anggaran yang disiapkan untuk menanggulangi masalah menahun itu mencapai lebih
dari Rp 4
triliun.
Baca Juga:
Jaga Citra Kawasan ASEAN, ALPERKLINAS Apresiasi Target Pemprov Jakarta Bersih Kabel Listrik
"Anggaran
yang diusulkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) tidak main-main,
sebesar Rp 4,05 triliun. Saya minta komitmennya untuk kerja yang
betul," kata Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi
Marsudi, dalam keterangan tertulis, Selasa (10/11/2020).
Prasetio
mengatakan, anggaran itu disiapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran dan
Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Rancangan APBD tahun 2021.
Dana
tersebut berasal dari pinjaman Pemerintah Pusat ke DKI dalam program Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN).
Baca Juga:
Layanan JKN Makin Mudah Diakses Warga Jakarta: Cukup Pakai NIK dan Mobile JKN
Pinjaman
anggaran untuk meningkatkan infrastruktur pengendalian banjir sebesar Rp 3,1 triliun. Sementara sisanya
berasal dari APBD DKI Jakarta.
Prasetio
meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga dalam
memanfaatkan anggaran.
Supaya
banjir tidak terulang akibat program revitalisasi trotoar di sejumlah wilayah
di Jakarta.
"Saya
juga akan menggagas apel siaga banjir untuk mengetahui jumlah pasukan biru,
oranye, hijau, dan alat-alat berat yang akan disiapkan," ujar Ketua DPRD
DKI itu.
Prasetio
mengatakan, seluruh persiapan mencegah dan menangani banjir harus
maksimal.
Supaya
Pemprov DKI mengetahui kelebihan dan kekurangan sumber daya untuk dialokasikan
tepat sasaran.
Sementara
itu, Kepala Dinas SDA DKI, Juaini, menjelaskan, anggaran sebesar Rp 4,05 triliun akan digunakan untuk pembebasan
lahan. Lahan
itu bakal digunakan untuk melebarkan kali dan membangun waduk.
Anggaran
tersebut, kata Juaini, juga dialokasikan untuk membangun polder pengendali
banjir, merevitalisasi pompa pengendali banjir, dan membangun tanggul pengaman
pantai (NCICD A).
Kemudian
membangun drainase vertikal, mengembangkan flood supporting information system,
dan menata kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
"Untuk
pekerjaan hingga akhir tahun ini, kita fokus pada pengerukan waduk, situ,
embung yang telah dilaksanakan dari Maret sampai Desember," papar
Juaini. [qnt]