WahanaNews.co | Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menemukan satu kasus gagal ginjal progresif atipikal pada anak. Pasien disebut bayi berusia 11 bulan asal Bandarlampung.
"Pada Jumat (21/10) telah ditemukan satu kasus gagal ginjal akut pada anak di Provinsi Lampung," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana, Sabtu (22/10).
Baca Juga:
Bulan Solidaritas Palestina 2024: Ribuan Masyarakat Lampung Berlayar dan Kibarkan Bendera di Selat Sunda
"Pasien merupakan anak berusia 11 bulan. Dan saat ini tengah dilakukan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek," lanjutnya.
Diberitakan Antara, Reihana menyebut pasien sudah dilakukan penyelidikan epidemiologi, pengambilan spesimen darah, tes usap nasofaring, dan pemeriksaan obat-obatan yang dikonsumsi pasien.
Ia meminta masyarakat untuk tetap waspada dan memperhatikan kondisi anak ataupun balita. Reihana juga meminta masyarakat segera membawa anak dengan gejala klinis mengarah gagal ginjal akut ke fasilitas kesehatan sesegera mungkin untuk dirawat.
Baca Juga:
Terjebak Penipuan Pajak, Pedagang Sembako Kehilangan Rp298 Juta dalam Sekejap
"Bila ditemukan anak di bawah usia 18 tahun memiliki gejala mengarah ke gagal ginjal pada anak seperti kekurangan urine maka segera melaporkan kejadian tersebut kepada petugas," kata Reihana.
"Masyarakat diharapkan tetap tenang dan jangan panik namun perhatikan asupan gizi dan kesehatan anak sedetail mungkin," lanjutnya.
Kasus ini menambah total kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia. Sebelum laporan dari Lampung, sebelumnya sudah ada 241 kasus gagal ginjal akut yang di alami anak-anak.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan dari 241 kasus itu, sebanyak 133 orang dinyatakan meninggal dunia.
Jumlah kematian itu mencapai 55 persen dari total kasus yang ada. Selain itu, kasus gagal ginjal akut ini pun telah ditemukan di 22 provinsi di Indonesia.
"Sampai sekarang kita sudah mengidentifikasi ada 241 kasus gagal ginjal akut atau AKI [acute kidney injury] di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus," kata Budi dalam konferensi pers, Jumat (21/10).
Budi menegaskan kasus gagal ginjal akut di Indonesia bukan disebabkan infeksi virus corona atau Covid-19 dan vaksinasi. Hal itu diketahui usai Kemenkes melakukan penelitian pada September lalu.
"Apa ini karena Covid? Ternyata enggak. Apakah karena vaksin? Di bawah lima tahun tidak divaksin," ucapnya.
Setelah dilakukan penelitian, Budi mengatakan gagal ginjal akut juga tidak diakibatkan oleh patogen. Klaim itu disebut Budi baru dipastikan usai Gambia melaporkan kasus serupa yang ternyata disebabkan oleh senyawa kimia.
"Dan senyawa kimianya adalah etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Itu ditemukan," ujarnya.[zbr]