WahanaNews.co | Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang beberapa hari terakhir ini diduga tercemar dan berubah warna menjadi kehitam-hitaman, pada Jumat (10/9/2021) kondisinya semakin parah, sehingga berdampak terhadap mutu air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Blora, yang sebagian diambil dari Sungai Bengawan Solo.
Sebelumnya, PDAM Blora sempat beroperasi dengan melakukan sejumlah upaya untuk menormalisasi air Sungai Bengawan Solo tersebut melalui proses pengolahan, namun karena kondisi pencemaran air baku tersebut semakin parah, akhirnya PDAM Blora untuk sementara waktu menghentikan pengolahan air dari Bengawan Solo.
Baca Juga:
Warga Pucangsawit Kebanjiran, Gibran: Semoga Bengawan Solo Segera Surut
Akibatnya, kurang lebih 12.000 pelanggan PDAM Blora di 5 kecamatan, yaitu Cepu, Sambong, Jiken, Jepon, dan Blora, untuk sementara waktu tidak lagi mendapatkan pasokan air bersih.
Direktur PDAM Blora, Yan Ria Pramono, kepada wartawan, Sabtu (11/9/2021), mengatakan bahwa sebelumnya PDAM Blora sempat beroperasi dengan menormalisasi air tersebut melalui proses pengolahan, sehingga air dari PDAM Blora laik untuk dikonsumsi oleh masyarakat, namun karena kondisi pencemaran Sungai Bengawan Solo semakin parah akhirnya pihaknya untuk sementara menghentikan pengolahan air.
"Sementara pasokan air kita hentikan karena pencemaran limbah samakin parah dari sebelumnya," ucap Direktur PDAM Blora, Yan Riya Pramono, Sabtu (11/9/2021).
Baca Juga:
Polres Sukoharjo Ungkap Kasus Penemuan Mayat Sungai Bengawan Solo
Yan menambahkan bahwa ada 5 kecamatan di Kabupaten Blora yang pasokan ainya dihentikan, yaitu Kecamatan Cepu, Sambong, Jiken, Jepon, dan Kecamatan Blora.
"Kami juga belum tau sampai kapan akan berhenti," katanya.
Yan menjelaskan, dari total 22.000 pelanggan PDAM di Kabupaten Blora, kurang lebih sebanyak 12.000 pelanggan yang untuk sementara waktu tidak lagi mendapatkan pasokan air bersih.