WahanaNews.co | Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ngada saat ini tengah fokus melakukan pendampingan kepada 8 (delapan) kelompok Penangkar Jahe guna mewujudkan kemandirian dalam mendapatkan benih jahe unggul bersertifikat.
Pendampingan ini dilakukan sebagai langkah strategis Pemerintah Kabupaten Ngada di bawah Kepemimpinan Bupati Andreas Paru dan Wakil Bupati Raymundus Bena, untuk mengatasi sulitnya mendapatkan target pasokan benih yang didatangkan dari penangkar jahe.
Baca Juga:
Ditutup Tanpa Persetujuan DPRD, Eks Pasar Inpres Bajawa Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah
“Kami orang Dinas itu harus juga melihat potensi pengembangan jahe yang memenuhi standar-standar teknis. Oleh karena itu sejak tahun 2021 konsentrasi kita masih kepada penangkar-penangkar,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ngada, Ir. Bernard F.D Burah, M.T, Jumat (21/10/2022) di Bajawa.
Pria yang biasa disapa Ferdi Burah ini mengatakan, beberapa kelompok yang dibina oleh Dinas Pertanian ini memang harus ada karena menurut dia ketika ke depannya jahe ini dikembangkan oleh masyarakat tidak lagi harus membeli benih dari luar, ketusnya.
Ferdi menggambarkan, berdasarkan hasil komunikasinya bersama dengan penyedia benih jahe dari luar, pihaknya mendapatkan konfirmasi harga hingga September 2022, sebesar Rp 40 ribu/kg. sementara menurut Ferdi harga pasar ini sangat fluktiatif, sehingga pihaknya merasa sulit dalam ketersediaan benih termasuk dalam anggaran yang diusulkan sebanyak 50 ton di tahun 2021.
Baca Juga:
Ketua Bumdes dan Bumdesma Dipanggil Jaksa, Kadis DPMD Ngada Sebut Bumdes Hanya Menggunakan Traktor Sesuai Perjanjian Kerjasama
Meski demikian, lanjut Ferdi Burah menuturkan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan sumber-sumber benih yang ada di Indonesia, namun pihak-pihak tersebut tidak mampu menyediakan benih senilai 50 ton sesuai permintaan.
Terhadap kurangnya ketersediaan benih jahe ini, Ferdi Burah menyampaikan pihak penyedia benih meminta untuk melakukan perjanjian kerjasama terlebih dahulu sesuai dengan jumlah pasokan bibit yang ada.
Dengan demikian untuk sementara, terhadap anggaran 50 ton jahe tersebut masih dipending karena pihaknya masih mengalami kesulitan dalam ketersediaan benih jahe ini, tandas dia.