WahanaNews.co, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Banjarnegara melatih kesiapsiagaan warga Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah dalam menghadapi terjadinya gempa bumi dan tsunami di wilayah itu.
"Hal itu kami lakukan melalui simulasi gempa bumi dan tsunami dalam rangka IOWave23," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Susanto Wibowo di Cilacap, Kamis (26/10/23).
Baca Juga:
BMKG Ingatkan Warga Waspadai Cuaca Ekstrem hingga 15 Desember 2024
Ia menjelaskan, Indian Ocean Wave Exercise 2023 (IOWave23) merupakan latihan rutin dua tahunan The Intergovernmental Coordination Group for the Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWS), yaitu sistem peringatan dini dan mitigasi tsunami untuk negara-negara di sepanjang tepian Samudra Hindia.
Menurut dia, kegiatan tersebut telah dilakukan pada tahun 2009, 2011, 2014, 2016, 2018, dan 2020, sedangkan untuk tahun 2023 dilakukan secara serentak di 28 negara pada hari Rabu (25/10).
Sementara di Indonesia, kata dia, IOWave23 diikuti oleh 11 provinsi dengan 15 wilayah drill dan 23 wilayah table top exercise (TTX), salah satunya Kabupaten Cilacap.
Baca Juga:
BMKG: Prakiraan Cuaca Jabodetabek dalam Sepekan Sepekan
"Kegiatan simulasi ini bertujuan untuk memvalidasi rantai informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami mulai dari diseminasi, pemahaman produk dan moda komunikasi, serta melatih kesiapsiagaan daerah, masyarakat, dan media," katanya.
Dia mengatakan lebih lanjut, kegiatan simulasi gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Cilacap dilaksanakan di tiga lokasi, yakni Desa Sidaurip, MI Ma'arif NU Sidaurip, dan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap.
Simulasi tersebut diikuti oleh kepala desa beserta perangkat Desa Sidaurip, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Sidaurip, BPBD Cilacap, Unit Pelaksana Teknis BPBD Wilayah Kroya, siswa, dan guru.
"Pada saat simulasi berlangsung, BMKG melakukan skenario gempa bumi selatan Jawa, magnitudo 8,5 dengan parameter 10,40 lintang selatan dan 112,80 bujur timur atau 212 kilometer selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang berpotensi tsunami. Dengan status ancaman wilayah Cilacap adalah Siaga," katanya.
Kemudian pada peringatan dini tsunami 3 dimutakhirkan, kata dia, gempa bumi selatan Kabupaten Malang, magnitudo 9,0, dengan parameter 10,40 lintang selatan dan 112,80 bujur timur atau 212 kilometer selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur, kedalaman 10 kilometer.
Dengan status siaga tersebut, katanya, masyarakat diharapkan segera melakukan evakuasi menuju ke titik evakuasi sementara, yakni untuk Desa Sidaurip memiliki titik evakuasi sementara di SD Negeri 3 Sidaurip.
"Masyarakat dan warga sekolah MI Ma’arif NU Sidaurip berbondong-bondong segera melakukan evakuasi ketika sirine tanda evakuasi yang dikeluarkan oleh BPBD berbunyi," katanya.
Susanto Wibowo mengatakan lebih lanjut, berdasarkan simulasi yang telah dilaksanakan tersebut dapat diketahui bahwa informasi peringatan dini tsunami (PDT) 1-4 dari BMKG melalui BPBD dapat tersampaikan dengan baik.
Menurut dia, informasi sampai di Desa Sidaurip menggunakan moda diseminasi sistem peringatan dini (early warning system/EWS) dan selanjutnya para kepala dusun menyampaikan kepada kepala desa menggunakan radio komunikasi (handy talky/HT).
"Desa Sidaurip telah memiliki SOP respons gempa bumi dan tsunami. SOP tersebut telah berjalan dengan baik dalam simulasi serta masyarakat dapat sampai di tempat evakuasi sementara dalam waktu kurang lebih 15 menit," katanya.
Ia mengharapkan dengan terselenggaranya simulasi yang dilakukan rutin setiap dua tahunan tersebut, masyarakat menjadi lebih siap dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami serta skema peringatan dini tsunami yang dikeluarkan BMKG dapat terus berjalan dengan baik dan dapat tersampaikan kepada masyarakat.
[Redaktur: Sandy]