b. Gempa Banyubiru, Ambarawa, dan Ungaran pada 17 Juli 1865 di mana gempa ini menyebabkan rumah tembok retak.
c. Gempa Semarang, Ungaran, dan Ambarawa terjadi pada 22 Oktober 1865. Pada keesokan harinya pada 23 Oktober 1865 guncangan gempa kembali terjadi diikuti gemuruh.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
d. Gempa Ungaran dan Ambarawa pada 22 April 1866, dimana gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok.
e. Gempa Salatiga, Ambarawa dan Ungaran terjadi pada 10 Oktober 1872 dimana guncangan gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok.
f. Gempa merusak terakhir adalah peristiwa Gempa Sumogawe, Getasan magnitudo M 2,7 pada 17 Februari 2014 dimana gempa ini merusak beberapa rumah diikuti suara dentuman keras.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Mengingat wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa berdekatan dengan sumber gempa sesar aktif, yaitu Sesar Merapi Merbabu dan Sesar Rawa Pening maka menurut Daryono perlu untuk dilakukan edukasi mitigasi gempa bumi.
"Seperti pentingnya membangun bangunan tahan gempa atau ramah gempa, memahami cara selamat saat terjadi gempa, karena gempa kuat dapat terjadi kapan saja dari sumber gempa sesar aktif terdekat tersebut," tulis dia.
Daryono mengatakan, gempa yang mengguncang wilayah Salatiga itu hingga pagi ini pukul 5.00 Wib belum ada laporan kerusakan bangunan sebagai dampak gempa.