WahanaNews.co | Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebutkan telah terjadi 75 kali gempa susulan dengan kekuatan maksimal magnitudo 6,8 sejak gempa pertama terjadi pada Selasa pagi di Laut Flores.
Sebelumnya telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo 7,4 di Laut Flores pada Selasa (14/12) pukul 10.20 WIB. Episenter gempa itu berada 112 kilometer barat laut dari Kota Larantuka di NTT di kedalaman 10 kilometer.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Bengkulu Bangun Infrastruktur Jalan dan Jembatan Pasca-Bencana Alam
BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tsunami dengan sempat terdeteksi tsunami setinggi 0,07 meter atau 7 sentimeter di dua titik, yaitu Marapokot, Kabupaten Nagekeo, NTT, pada pukul 10.36 WIB serta Reo di Kabupaten Manggarai pada pukul 10.39 WIB.
Saat berita ini diturunkan BMKG telah mengakhiri masa peringatan dini tsunami tersebut.
Dalam konferensi pers pada Selasa (14/12), Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari bangunan yang rusak akibat gempa dengan magnitudo 7,4 di Laut Flores karena masih adanya potensi gempa susulan.
Baca Juga:
Pemerintah Sulbar Bangun Tanggul dan Dua Jembatan di Desa Tapandullu Rp21,8 M
“Kami mohon karena gempa-gempa susulan masih terjadi, maka mohon agar masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," kata Dwikorita dalam konferensi pers yang diikuti secara virtual dari Jakarta, Selasa.
Dia juga meminta masyarakat, khususnya di Flores Timur bagian utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata untuk tidak melakukan aktivitas di pesisir pantai dan tepian sungai.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah melaporkan sebanyak 230 rumah di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, rusak berat setelah terjadi gempa bumi dengan magnitudo 7,4 di Laut Flores.