WahanaNews.co | Volume
kubah lava Gunung Merapi telah mencapai 46.766 meter kubik pada 14 Januari 2021.
Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi
(BPPTKG), volume kubah lava terukur sebesar 46.766 meter kubik, dengan laju
pertumbuhan sekitar 8.500 meter kubik per hari.
Baca Juga:
Awas! Gunung Ibu Siaga Level III, Semburkan Api dan Abu
Hal itu disampaikan Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui
keterangan resminya yang diterima di Yogyakarta, Sabtu (16/1).
Ia mengatakan kubah lava baru itu yang selanjutnya disebut
sebagai kubah lava 2021 berada di sektor barat daya Gunung Merapi, sekitar
tebing Lava-1997.
Ia mengatakan hasil analisis morfologi atau bentuk area
puncak Gunung Merapi berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 14 Januari
terhadap tanggal 7 Januari 2021 menunjukkan bahwa perkembangan kubah lava baru
itu memicu perubahan morfologi area puncak.
Baca Juga:
Enam Gunung Api Berstatus Siaga dan Awas, Badan Geologi Peringatkan Bahaya Erupsi
"Perubahan morfologi area puncak karena aktivitas
guguran dan perkembangan kubah lava baru," kata dia.
Ia mengatakan intensitas kegempaan internal selama periode
pengamatan selama 8-14 Januari 2021 menurun signifikan dibandingkan pekan
sebelumnya.
Sedangkan gempa RF yang mencerminkan aktivitas guguran lava
dari erupsi cenderung tinggi.
Dalam sepekan ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 2 kali
gempa awan panas guguran (AP), 208 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 803 kali
gempa fase banyak (MP), 1.056 kali gempa guguran (RF), 172 kali gempa embusan
(DG) dan 16 kali gempa tektonik (TT).
Deformasi atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi yang
diukur dengan electronic distance measurement (EDM) menunjukkan adanya laju
pemendekan jarak sebesar 6 cm per hari.
"Dalam dua minggu ini laju pemendekan jarak menunjukkan
penurunan yang signifikan," kata Hanik.
Selama periode pengamatan 8-14 Januari 2021 tercatat dua
kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 600 meter ke arah barat
daya atau hulu Kali Krasak.
Sedangkan guguran lava pijar teramati keluar dari Gunung
Merapi 128 kali dengan jarak luncur maksimal 900 meter ke arah hulu Kali
Krasak.
Dengan demikian, ia menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik
Gunung Merapi hingga kini masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III
atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam
radius lima kilometer dari puncak. [dhn]