Fogging juga dilakukan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Cirebon.
Ia menegaskan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3M Plus: menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan barang bekas yang dapat menampung air, ditambah langkah pencegahan seperti memelihara ikan pemakan jentik.
Baca Juga:
Viral Kades Nyawer di Klub Malam, Dana Desa Rp130 Juta Terancam Ditahan
Dari sisi pemerintah kota, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr. Sulfianty Irfan, mengonfirmasi bahwa Kalijaga menjadi wilayah dengan jumlah kasus DBD tertinggi, yaitu 119 kasus.
“Update kami sampai 17 Juni 2025 ini sudah terdata mencapai 898 kasus DBD dengan jumlah kematian 5 orang,” jelas dr Sulfianty.
Menurutnya, tren peningkatan kasus tahun ini tak lepas dari cuaca ekstrem yang terjadi sejak awal 2025.
Baca Juga:
Evakuasi Terhambat Material Labil, BPBD Jabar Akhiri Pencarian di Tambang Gunung Kuda
Ia mencontohkan, sempat terjadi banjir di sejumlah titik meski tanpa hujan, termasuk di Kelurahan Kalijaga, Drajat, dan Kesunean.
Pasca banjir, risiko penyakit meningkat karena lingkungan yang tak langsung dibersihkan.
“Masyarakat yang terdampak banjir tidak segera membersihkan tempat tinggalnya, karena mengutamakan penyelamatan diri dan keluarga serta peralatan/barang berharga,” ungkapnya.