WahanaNews.co | Warga Banjar Babakan Sari, Desa Sumerta Kelod, Denpasar, dilanda angin puting beliung, pada Minggu 25 Desember 2022, sekitar pukul 11.30 Wita.
Sebanyak 18 rumah warga rusak akibat diterjang angin puting beliung yang terjadi saat cuaca ekstrem melanda Bali ini.
Baca Juga:
Angin Puting Beliung Sapu 305 Rumah di Subang Jabar
Rinciannya, 3 rumah rusak berat, 4 rumah rusak sedang, dan 11 rumah rusak ringan. Dua anak dilaporkan mengalami luka-luka.
Dari pantauan Tribun Bali di lokasi kejadian, ada rumah warga yang keseluruhan atapnya sudah hancur dan roboh.
Barang-barangnya pun basah kuyup akibat hujan yang turun saat itu.
Baca Juga:
Angin Puting Beliung di Jakut Rusak Puluhan Rumah Hingga Mobil Warga
Pemilik rumah tersebut adalah Kadek Tika, yang tinggal bersama istri dan kedua anaknya serta menjadi korban dengan dampak terparah.
Kadek Tika menuturkan saat kejadian angin puting beliung itu, ia sedang mencuci pakaian di luar rumah.
Istrinya sedang bekerja menjaga toko dan kedua anaknya sedang menonton film di dalam kamar.
Kejadian angin puting beliung itu dikatakannya terjadi begitu cepat saat hujan deras.
Awalnya ia mendengar angin bergemuruh dari belakang rumahnya, lalu seketika rumahnya yang sederhana itu porak-poranda.
Atap rumahnya yang berbahan seng bertebangan serta berjatuhan. Sementara sebagian tembok rumahnya roboh.
“Kami bertiga di rumah, saya dan dua anak saya. Cuaca sedang hujan juga angin kencang,” tutur Kadek Tika mengawali kesaksiannya.
“Tiba-tiba saya dengar bunyi angin gemuruh dari belakang rumah, dan dalam hitungan detik semua sudah begini (hancur, red),” lanjut Kadek Tika, sembari menunjukkan rumahnya yang hancur.
Setelah mendengar bunyi gemuruh angin, mereka bertiga seketika panik.
Anaknya yang pertama langsung berlari keluar, sementara Kadek Tika bergegas ke dalam rumah untuk menyelamatkan anaknya.
Sayangnya, sebuah batako sudah lebih dulu jatuh dan menimpa anak keduanya yang berusia empat tahun tersebut. Anaknya pun mengalami luka.
“Anak saya luka di wajah bagian kirinya dan berdarah. Mungkin kena batako karena di dalam kan banyak batako yang roboh,” tambahnya.
Angin yang berasal dari selatan itu kemudian bergerak ke arah utara.
Saat itulah Kadek Tika melihat angin dengan jelas berwarna hitam dengan pusaran angin yang cukup besar.
Angin itu tepat lewat di atas rumah Kadek Tika dan tetangga sebelah kanannya.
Beberapa rumah warga lain juga terdampak hanya saja tidak separah miliknya.
Pasca kejadian, anaknya menerima penanganan dari PSC BPBD Kota Denpasar.
Saat ini, Kadek Tika sedang berusaha untuk memperbaiki rumahnya agar bisa segera ditempati.
Upaya ini dibantu dengan bantuan terpal dari PMI Kota Denpasar yang juga diberikan kepada 19 KK terdampak lainnya.
Untuk sementara waktu, mereka akan mengungsi di rumah tetangganya. Sedangkan anaknya dititipkan ke rumah neneknya yang berada di Renon, Denpasar.
Tidak Mengungsi
PMI Kota Denpasar dan BPDB Kota Denpasar langsung turun ke lapangan saat mendapat kaporan dari warga terjadinya bencana angin putting beliung di Sumerta Kelod ini.
PMI Kota Denpasar kemudian melakukan assessment di lokasi kejadian.
“Kami dihubungi oleh salah satu warga yang kebetulan juga merupakan relawan PMI. Kami berkoordinasi dengan BPBD Kota Denpasar melalui PSC-nya,” kata I Putu Agus Mahendra selaku Kepala Bidang Penanggulangan Bencana PMI Kota Denpasar.
Selama kurang lebih satu jam, PMI Kota Denpasar melakukan assessment di lokasi.
Dari hasil assessment terdapat 3 rumah yang rusak berat, 4 rumah rusak sedang, dan 11 rumah rusak ringan.
Sebanyak 20 kepala keluarga tercatat menjadi korban akibat angin puting beliung ini akibat cuaca ekstrem yang melanda Bali dalam beberapa hari terakhir.
Angin puting beliung juga mengakibatkan dua anak-anak mengalami luka-luka.
Dua korban tersebut sudah ditangani oleh PSC Juanda dari BPBD Kota Denpasar.
Walaupun rusak, para warga terdampak ini tidak ada yang mengungsi.
Warga pun berusaha menyelamatkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
“Mereka telah melakukan pemindahan barang-barang yang basah akibat hujan ke tempat yang lebih aman. Warga yang rumahnya rusak berat saat ini menumpang di rumah tetangganya tidak terdampak,” tambah Agus Mahendra.
Agus Mahendra menuturkan saat ini ada kebutuhan mendesak dari warga sekitar.
Di antaranya adalah 15 buah terpal dan 20 paket perlengkapan kesehatan (hygen kit).
PMI Kota Denpasar juga telah berkoordinasi dengan PMI Provinsi Bali terkait dengan kebutuhan tersebut.
Apabila bantuan sudah siap, akan langsung diserahkan kepada para warga terdampak.
Bantuan Dinsos Denpasar
Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar, I Gusti Ayu Laxmy Saraswati, juga langsung meninjau kondisi warga yang terkena angin puting beliung.
Ia melihat rumah warga yang rusak parah maupun rusak sedang.
Ayu Laxmy juga sempat berbincang-bincang dengan para korban, termasuk pemilik rumah tersebut.
Setelah berbincang diketahui ternyata korban bukanlah pemilik KTP di Kota Denpasar.
Berkaitan dengan hal tersebut, Ayu Laxmy tidak mempermasalahkan dan menjadikan itu batasan dalam membantu para korban.
Menurutnya, bantuan yang disediakan oleh Dinas Sosial Kota Denpasar bisa diberikan kepada siapapun yang menjadi korban bencana di wilayah Denpasar.
Ayu Laxmy juga bahkan mengarahkan beberapa kebutuhan para korban yang sekiranya bisa dipenuhi oleh Dinas Sosial.
“Tidak masalah dia bukanlah warga Kota Denpasar, karena bantuan kita juga dukungan CSR sehingga bisa diterima oleh siapa saja. Bahkan kalau anaknya butuh dukungan psikolog untuk membantu psikologisnya, kami akan siapkan,” katanya saat ditemui di lokasi kejadian.
Tidak dengan tangan kosong, Kadinsos Kota Denpasar ini datang dengan membawa sembako yang diserahkan langsung kepada para korban.
Ayu Laxmy mengatakan Dinas Sosial telah memiliki sistem untuk mengantesi bencana seperti ini.
Baik itu yang menimpa warga Kota Denpasar maupun warga yang berasal dari luar Kota Denpasar.
Seperti yang terlihat pada sore kemarin, sudah ada tim respon cepat, Tagana Kota Denpasar, PMI Kota Denpasar, BPBD Kota Denpasar, dan perangkat desa.
Kedepannya, Dinsos Kota Denpasar akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Perbekal Desa Sumerta Kelod terkait kebutuhan korban.
“Kami akan tetap kordinasikan dengan bapak perbekal walaupun korban bukanlah orang dengan KTP Kota Denpasar. Ini sudah menjadi tugas kami membantu korban bencana pasca ditangani di lapangan,” tutur Ayu Laxmy.
Kepada korban Ayu Laxmy berharap mereka dapat selalu mengantensi kebutuhan dan segera disampaikan kepada pihaknya.
“Kepada warga Kota Denpasar khususnya agar selalu waspada dan mengantisipasi cuaca ekstrem yang sedang terjadi,” pungkasnya. [eta]