WahanaNews.co | Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat per Sabtu, banjir melanda satu kota dan lima Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan. intensitas hujan yang tinggi sejak Senin (15/1) menjadi pemicu banjir di Kalimantan Tengah .
Baca Juga:
16 Desa di Aceh Barat Terendam Banjir, Air Capai 50 Sentimeter
"Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan Kabupaten Murung Raya menjadi Kabupaten pertama yang terendam banjir sejak Senin (15/1), diikuti Kabupaten Barito Utara pada Selasa (16/1), Kota Palangkaraya, Barito Selatan, Kotawaringin Barat dan Kapuas pada Rabu (17/1)," ujar Abdul.
Dilaporkan untuk Kota Palangkaraya, sebanyak 90 KK di satu kecamatan terdampak banjir dan sampai saat ini belum ada kerugian materil yang tercatat, tinggi muka air 40-60 cm. BPBD Kota Palangkaraya berkoordinasi dengan aparat guna melakukan pendataan.
Pada Kabupaten Murung Raya, dilaporkan sebanyak 38 Desa atau Kelurahan di 6 Kecamatan terendam banjir.
Baca Juga:
BPBA Lapor Dua Desa di Aceh Jaya Terendam Banjir Setinggi 1,2 Meter
Adapun kerugian materil dan non materil yang tercatat sebanyak 31.178 jiwa terdampak serta 9.527 unit rumah warga, 28 unit fasilitas pendidikan, 10 unit fasilitas kesehatan, 20 unit rumah ibadah dan 13 unit fasilitas umum terendam banjir.
Untuk sementara, 11 KK dilaporkan mengungsi ke halaman kantor BPBD Kabupaten Murung Raya.
BPBD Murung Raya masih berupaya melakukan evakuasi pengungsi terdampak banjir, sekaligus melakukan patroli sungai guna pendataan dan pembagian logistik di beberapa titik lokasi banjir.
Sampai saat ini, dilaporkan banjir masih menggenangi dengan tinggi muka air 50-200 cm, sehingga Bupati Murung Raya menetapkan status tanggap darurat terhitung mulai tanggal 17 Januari sampai 15 Februari 2024.
Pada Kabupaten Barito Utara, sebanyak 11 Desa atau Kelurahan di 6 Kecamatan terendam banjir. Adapun kerugian materil dan non materil yang tercatat sebanyak 40.067 jiwa terdampak serta 7.274 unit rumah warga, 13 unit fasilitas pendidikan, 3 unit fasilitas kesehatan, 13 unit rumah ibadah, 5 unit kantor desa, 2 unit pasar tradisional terendam banjir.
BPBD Barito Utara sudah berkoordinasi dengan TNI, OPD, RAPI, RMPB, Media, Ormas, dan pihak-pihak terkait guna melakukan asesmen dan kaji cepat. Sampai saat ini dilaporkan tinggi muka air mengalami kenaikan.
Kabupaten Barito Selatan dilaporkan sebanyak 4 Kecamatan terendam banjir. Adapun kerugian materil dan non materil yang tercatat sebanyak 43.461 jiwa terdampak serta 3.602 unit rumah warga, 38 unit fasilitas pendidikan, 11 unit fasilitas kesehatan, 32 rumah ibadah, dan 8 fasilitas umum lainnya terendam banjir.
Sampai saat ini dilaporkan banjir belum surut dengan tinggi muka air 100-250 cm. BPBD Barito Selatan sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna melakukan pendataan dan penanganan banjir.
Kabupaten Kotawaringin Barat, dilaporkan sebanyak 12 Desa atau Kelurahan di 2 Kecamatan terendam banjir.
Adapun kerugian materil dan non materil yang tercatat sebanyak 3.902 jiwa terdampak serta 983 unit rumah warga, 3 fasilitas pendidikan, 1 fasilitas kesehatan, 1 rumah ibadah, dan 1 gedung pemerintah terendam banjir.
Sampai saat ini dilaporkan banjir belum surut dengan tinggi muka air 10-50 cm. BPBD Kota Waringin sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna melakukan pendataan dan penanganan banjir.
Kabupaten Kapuas, dilaporkan sebanyak 28 Desa di 6 Kecamatan terendam banjir. Adapun kerugian materil yang tercatat sebanyak 24.234 jiwa terdampak serta 4.476 unit rumah warga, 65 unit fasilitas pendidikan, 16 unit fasilitas kesehatan, 49 unit rumah ibadah, 99 titik akses jalan dan 69 fasilitas umum lainnya terendam banjir.
Sampai saat ini dilaporkan banjir belum surut dengan tinggi muka air 10-50 cm.
BPBD Kapuas sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna melakukan pengecekan kondisi banjir serta menyalurkan bantuan untuk para warga terdampak.
"Berdasarkan kajian dari InaRISK, Provinsi Kalimantan Tengah memiliki potensi risiko banjir sedang hingga tinggi. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi pada saat musim hujan," ujar Abdul dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (20/1/2024).
[Redaktur: Zahara Sitio]