WahanaNews.co | Sedimen Danau Limboto telah tercemar oleh elemen tanah jarang atau rare earth element (REE), dan unsur logam berat.
Temuan ini merupakan hasil penelitian Raghel Yunginger, seorang peneliti kebumian khususnya Geofisika dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Baca Juga:
Cerita Inspiratif Mila Karmilah, Penerima Manfaat PKH Kemensos
Logam berat yang ditemukan dalam permukaan sedimen di badan Danau Limboto adalah besi (Fe), mangaan (Mg), seng (Zn), tembaga (Cu), dan nikel (Ni).
Sedangkan unsur tanah jarang yang ditemukan meliputi gadolinium (Gd), lantanum (La), serium (Ce), praseodimium (Pr), neodimium (Nd), Skandium (Sc), dan itrium (Y).
Raghel Yunginger meneliti permukaan sedimen ini dengan tujuan untuk memetakan distribusi sedimen yang telah dipengaruhi atau dikontrol oleh litogenik dan antropogenik.
Baca Juga:
Kementan Paparkan Tata Cara Pendaftaran dan Kriteria Jadi Anggota Brigade Swasembada Pangan
“Litogenik adalah sedimen yang masih bersumber dari proses alamiah, sementara antropogenik sedimen yang disebabkan atau dipengaruhi aktivitas manusia,” kata Raghel Yunginger, Senin (24/10/2022).
Hasil penelitian ini didapat dari 17 titik sampel yang berada di badan Danau Limboto.
Menurutnya elemen tanah jarang secara alami memiliki kelimpahan yang sangat kecil jika dibandingkan dengan logam lainnya. Namun dalam riset ini mengungkap adanya elemen tanah jarang yang kelimpahan cukup signifikan di permukaan sedimen danau.
Menurutnya aktivitas manusia menambah kelimpahan di alam lebih besar, bahkan melampaui batas baku mutu.
“Temuan ini di permukaan sedimen, kami mengambil sampel permukaan sedimen Danau Limboto sekitar 10 cm saja di 17 titik dalam kawasan badan danau,” tutur Raghel Yunginger.
Selama 2 tahun, dari tahun 2017-2018 Raghel Yunginger melakukan riset di salah satu dari 15 danau kritis di Indonesia.
Berbeda dengan danau-danau lainnya, Danau Limboto merupakan muara dari 23 sungai dan anak sungai. Sungai utama yang mengalirkan air dan sedimen ke danau ini antara lain Sungai Alopohu, Bionga, Talubongo, Moluopo, Marisa, dan Rintenga.
Sementara hanya ada 1 aliran air yang keluar (outlet) yaitu Sungai Tapodu di bagian tenggara Danau Limboto, alirannya mengalir ke Teluk Gorontalo.[zbr]