Namun, kalau dari sisi peserta, justru skema yang ada di BPJS Ketenagakerjaan tentunya lebih baik. Dengan sejumlah skema yang sudah dilakukan BPJAMSOSTEK, kata Opik, menunjukkan kecenderungan skema Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan akan diadaptasi Thailand.
"Sepertinya, seperti itu. Tetapi tentunya ada perhitungan-perhitungan aktuaria yang mungkin harus dipertimbangkan oleh mereka, ketika ketahanan dananya lebih dihitung kembali, kemudian tingkat populasinya, tingkat umur/usia kematian di masing-masing negara berbeda-beda," ujarnya.
Baca Juga:
BPJAMSOSTEK Targetkan Seluruh Pekerja Sulteng Terdaftar dalam Program Jamsostek Tahun 2025
Intinya, kata Opik, mereka tertarik karena Indonesia memang menjalankan lebih baik, karena pembayaran manfaatnya sudah menyesuaikan tingkat inflasi.
Selain itu, delegasi Thailand juga memberikan perhatian terhadap komitmen BPJAMSOSTEK dalam proses transformasi digital. Bahkan delegasi Thailand kagum dengan skema dan alur pelayanan yang diterapkan BPJAMSOSTEK.
"Masalah digitalisasi seperti pembayaran melalui JMO (Jamsostek Mobile), banyaknya kanal-kanal yang dimanfaatkan untuk melakukan pendaftaran, pembayaran iuran, kemudian juga adanya PLKK (Pusat Layanan Kecelakaan Kerja) yang bisa melayani seluruh peserta. Itu menjadi ketertarikan mereka," ucapnya.
Baca Juga:
BPJAMSOSTEK dan Pemprov Sulut Tingkatkan Perlindungan Tenaga Kerja Jasa Konstruksi
Opik mengakui transformasi digital BPJAMSOSTEK telah diimbangi berbagai inovasi. Tidak sekadar terobosan, pihaknya juga secara masif menggalang sinergi dengan lembaga/institusi terkait.
"Kami sudah banyak bekerja sama dengan berbagai institusi, seperti perbankan, e-commerce dan lain sebagainya, yang bisa mendukung program jaminan sosial," katanya.
Dalam kesempatan itu, delegasi Thailand menyampaikan gambaran pelaksanaan jaminan sosial di Negeri Lumbung Padi di Asia Tenggara tersebut.[gun]