Selama berada di Maumere, anaknya dibawa ke pendoa seorang
suster yang ada di Wairhubing untuk berobat dan diberikan ramuan ramuan
tradisional. Selama berobat, lidahnya anaknya yang tadinya warna hitam itu
berubah menjadi merah. Namun, lidah anaknya tetap membesar dan terus menjulur
hingga sekarang.
Dikatakan Theodora Nangjob, untuk memberikan makan anaknya,
ia tidak menggunakan sendok tetapi menggunakan tangannya. Yang mana, makanan
itu dikunyah dulu, lalu diberikan kepada anakya untuk dimakan.
Baca Juga:
"Sampai saat ini kami belum bawah ke dokter yang ada di
Maumere meski memiliki BPJS. Kami masih berobat pakai alternatif. Mau bawa ke
dokter, tetapi ayahnya tidak mau karena pernah kecewa dengan dokter ,"
papar dia.
Sementara itu, salah satu keluarga dari bocah Kristina
Yunita, Avensia mengatakan selama berada
di Maumere, keponakannya itu langsung
dibawa ke pengobatan alternatif dan diberikan ramuan tradisional.
Saat pertama datang dari Papua, lidah bocah Kristina
berwarna hitam. Kemudian, dilakukan pengobatan alternatif dan sekarang lidahnya
sudah berubah warna merah dan bisa makan serta minum susu.
"Awalnya di bandara, saya jemput mereka, lihat
keponakan punya lidah, saya jadi takut hingga menangis. Ketika dua hari menetap
di rumah, keponakan ini punya lidah besar, panjang dan warna lidahnya hitam.
Siang malam, keponakannya hanya menangis saja. Jadi kami bawah ke pengobatan
alternatif. Jadi kondisi saat ini hanya lidahnya sudah berubah warna merah dan
juga bisa makan dan minum susu," ungkap dia.
Ia mengaku selama berada di Maumere, keponakannya tidak
dibawa ke dokter karena dilarang oleh ayahnya. Sebab, ayahnya pernah
dikecewakan oleh dokter yang tidak ada penanganan apapun hingga harus berobat
di Maumere secara alternatif.
"Keponakan ini kan punya ayah ada di Papua sekarang.
Tetapi kami minta untuk bawah ke dokter tetapi ayahnya mati-matian tidak mau
bawa anaknya ke dokter. Ayahnya selalu bilang bahwa ke dokter saja tidak ada
penanganan. Itu yang membuat ayahnya sangat kecewa dengan dokter," ungkap
Avensia.