WAHANANEWS.CO, Garut - Sebuah tragedi memilukan kembali terjadi di dunia pendidikan Indonesia.
Seorang siswa kelas 10 di SMA Negeri 6 Garut, Jawa Barat, berinisial P (16), ditemukan meninggal dunia dalam kondisi yang tidak wajar di rumahnya pada Senin (14/7/2025) subuh.
Baca Juga:
Rapor Merah Pendidikan: 78 Persen Sekolah dan 96 Persen Kampus Toleransi Budaya Menyontek
Dugaan sementara menyebutkan bahwa korban mengakhiri hidupnya sendiri karena mengalami perundungan atau bullying dari teman-teman sekelas.
Insiden ini memicu perhatian publik dan menjadi viral di media sosial, terlebih setelah ibunda korban mengunggah kronologi perundungan yang dialami putranya.
Ia menyebut anaknya sempat dituduh melaporkan teman-temannya yang menggunakan rokok elektrik (vape) di lingkungan sekolah.
Baca Juga:
Pemkab Sigi Lanjutkan Program Beasiswa untuk Masyarakat Kurang Mampu pada 2025
“Awalnya anak saya dituduh melaporkan teman-temannya yang nge-vape di kelas, padahal dia sama sekali tidak melakukan itu,” tulis ibu korban melalui akun Instagram-nya.
“Pada suatu hari anak saya mau dipukul rame-rame sama teman sekelasnya, tangannya dipegangin dan udah mau dipukulin. Tapi Alhamdulillah anak saya berhasil kabur ke ruang BK,” lanjutnya.
Menanggapi kejadian ini, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa peristiwa tersebut tidak berkaitan dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang baru berlangsung.
"Jadi kasus di Garut itu sedang didalami oleh KPAI tapi penyebabnya bukan karena MPLS. Saya tegaskan, penyebab kematian yang bersangkutan bukan karena MPLS," ujar Mu’ti usai Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Rabu (16/7/2025).
Mu’ti menjelaskan bahwa investigasi tengah dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), namun belum dapat disampaikan secara lengkap kepada publik.
Ia menekankan pentingnya menjaga kerahasiaan informasi demi kepentingan keluarga dan proses hukum yang sedang berjalan.
“Tapi (meninggalnya) karena sebab lain yang nanti itu beberapa akan diungkap ke publik. Dan mohon maaf kami tidak bisa menyampaikan hasil investigasinya kepada masyarakat luas, karena memang itu untuk kalangan terbatas saja,” katanya.
Sementara itu, aparat kepolisian dari Polres Garut telah melakukan penyelidikan. Kasatreskrim AKP Joko Prihatin menyebut Tim Inafis telah diturunkan ke lokasi kejadian untuk mengumpulkan bukti-bukti.
“Sampai hari ini kami sedang melakukan penyelidikan,” ujarnya kepada media, Selasa (15/7/2025).
Peristiwa ini juga mendapat perhatian dari Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, yang turut menyampaikan keprihatinan melalui media sosial.
Keluarga korban hingga kini belum bersedia memberikan keterangan lebih lanjut kepada media.
Salah satu anggota keluarga membenarkan bahwa unggahan viral di Instagram memang berasal dari ibu korban.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]