WahanaNews.co | Seorang pemuda berusia 22 tahun, AS, warga Desa Siraman, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tewas terlindas kereta api pada Senin (28/2/2022) pagi.
Lokasi kejadian hanya beberapa puluh meter dari rumah AS, sehingga sempat memunculkan dugaan bahwa AS sengaja menabrakkan diri.
Baca Juga:
Enam Orang Tewas dalam Kecelakaan Mobil dengan Kereta Api di Deli Serdang
Namun, Kepala Desa Siraman, Budi Nurochman, mengatakan, peristiwa tragis itu terjadi lantaran AS mabuk berat dan tertidur di atas rel kereta api.
"Informasi yang kami dengar dari lingkungan sekitar kejadian bukan bunuh diri, tapi karena anak itu (AS) minum-minuman keras bersama teman-temannya sebelumnya," ujar Budi, saat dikonfirmasi wartawan, Senin (28/2/2022).
"Dan mungkin minum-minumannya sampai dini hari dan di sekitar rel, kemudian tidur begitu saja di atas rel," tambahnya.
Baca Juga:
KAI Luncurkan Film Pendek Ruang Tunggu, Berceritera Ketertarikan Masyarakat Terhadap Transportasi Kereta Api
Sementara itu, Kapolsek Kesamben, AKP Eko Soedjoko, mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.00 WIB, ketika Kereta Api Brawijaya dari arah Blitar melaju ke arah Malang.
"Keterangan dari masinis kereta, klakson panjang sudah dibunyikan tapi korban tidak bangun juga. Masinis juga sudah melakukan pengereman namun jarak kereta dengan korban terlalu pendek," ujar Eko, saat dikonfirmasi wartawan.
Terlindas
Menurut Eko, tubuh korban hancur menjadi beberapa bagian akibat terlindas roda kereta api.
Di lokasi kejadian, ujarnya, polisi harus mengumpulkan potongan tubuh korban dan memasukkannya ke kantong mayat untuk dikirim ke RSUD Ngudi Waluyo.
Eko membenarkan bahwa lokasi kejadian berada tidak jauh dari rumah korban, bahkan ibu korban, Wj (53), terbangun karena mendengar klakson panjang kereta api yang diketahui kemudian baru saja melindas tubuh anaknya.
"Saksi Wj terbangun dan melihat kereta api berhenti di lintasan dan banyak orang yang mengerubuti," ujarnya.
Ketika Wj mendekat, kata Eko, anggota polisi memungut sandal jepit dan ponsel dari sekitar lokasi menunjukkan kepada Wj.
"Saksi mengatakan sandal jepit dan ponsel itu adalah milik anaknya, AS," ujarnya.
Wj, kata Eko, juga menuturkan bahwa pada Minggu malam, sekitar pukul 22.00 WIB, AS keluar bersama sejumlah temannya dan tidak pulang hingga tengah malam. [gun]