LF mengaku jengkel tak kepalang lantaran rumahnya yang bersebelahan dengan indekos tersebut kerap dijadikan sebagai acuan bagi para tamu. Ia bahkan terpaksa mencopot tanda nomor rumahnya agar tidak dijadikan patokan lagi.
"Sering banget begitu. Ketahuannya karena tengah malam sering banget motor berhenti di depan rumah terus telepon minta jemput," jelasnya.
Baca Juga:
Pemuda Pancasila Depok Pilih Pemimpin Baru, Asep Syamsudin Terima Estafet Kepemimpinan
Ia berharap kegiatan penggerebekan itu dapat membuat jera para pelaku prostitusi online. Meskipun faktanya, kata dia, para pelaku sudah kembali ke indekos dan beraktivitas seperti biasa.
LF menyebut sejatinya warga sekitar tidak merasa keberatan dengan kehadiran indekos itu. Akan tetapi, ia meminta para penghuni indekos dapat memenuhi aturan dan norma yang berlaku.
"Selama enggak aneh-aneh dan melanggar aturan warga sini enggak masalah. Cuma emang khawatirnya masih enggak berubah, karena sebelumnya juga sudah digerebek," kata dia.
Baca Juga:
Reputasi Konservasi Alam, Hotel Bumi Wiyata Komitmen Bayar 2 Tahun Tunggakan PBB
Sebelumnya, Satpol PP Kota Depok menggerebek indekos di Cilodong, pada Jumat (25/11) lalu karena dugaan prostitusi. Dari lokasi tersebut petugas mengamankan total 28 orang, termasuk anak di bawah umur dan waria.
Satpol PP Depok mengungkap aktivitas anak di bawah umur tersebut mengaku iseng menawarkan diri melalui aplikasi MiChat.
Kepala Bidang Ketentraman Masyarakat dan Ketertiban Umum Satpol PP Kota Depok Muhammad Fahmi mengatakan 28 orang tersebut telah dipulangkan setelah membuat pernyataan tidak akan mengulangi kembali perbuatannya. [rds]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.