WahanaNews.co | Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Tangerang Selatan Wahyunoto Lukman memaparkan, para tetangga di sekitar kontrakan ibu kandung bayi silver di Pamulang terindikasi berprofesi sama, yakni sebagai pengemis.
Salah satu indikasinya, kata Kadinsos, tiga dari empat kamar yang berada dalam kontrakan tersebut berasal dari daerah yang sama.
Baca Juga:
MUI Sumut Haramkan Profesi Manusia Silver, Ini Alasannya!
"Kalau yang terjaring (tim keamanan) si ibu dan anaknya tadi yang tinggal di kontrakan itu, tetapi indikasinya tetangga-tetangga kontrakan bayi yang sama-sama satu daerah dan berprofesi sebagai pengemis itu sangat nyata. Sangat jelas," kata Wahyunoto, dalam program "Sapa Indonesia Malam", Senin (27/9/2021).
Kendati demikian, Kadinsos menyebut pada saat pihaknya datang ke kontrakan tersebut. Para tetangga mengaku bekerja sebagai kuli bangunan.
Oleh karena itu, pihaknya hanya mengamankan bayi silver dan ibu kandungnya saja tanpa pihak lain.
Baca Juga:
Manusia Silver Diharamkan MUI
"Karena di kontrakannya, mereka (tetangga kontrakan bayi silver) mengaku bekerja sebagai kuli bangunan," jelas Kadinsos.
Sementara itu, Wahyunoto juga menyebut terkait bayi yang dititipkan teman kemudian dicat silver dilakukan atas kerja sama dua belah pihak.
Artinya, sudah ada kesepakatan antara ibu kandung dan temannya. Kata Wahyunoto, hal itu diperkuat dengan adanya uang beli popok atau susu sebesar Rp 40.000 yang diberikan kepada ibu kandung dari temannya yang menjadi "manusia silver".
"Temannya memberikan uang beli popok atau beli susu sebetulnya mereka itu sudah kerja sama," kata Wahyunoto.
"Pengakuannya Rp 40 ribu, indikasi lain karena bayi mau ikut jadi memang mereka sudah saling mengenal dan akrab. Tidak ada konflik dengan yang membawanya," pungkasnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Departemen Sosiologi FISIP Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor menduga bayi viral yang dicat silver sengaja dititipkan sang ibunda untuk ikut meminta-minta di jalanan.
Menurut Ida, kejadian tersebut dapat dikategorikan sebagai eksploitasi anak karena sang ibunda mendapat upah setelah anaknya dititipkan kepada sepasang suami istri yang menjadi "manusia silver" di jalanan.
"Kalau Ibunya mengaku tidak tahu saya kira karena ada upah yang diberikan, bisa jadi sebetulnya ibunya tahu. Jadi ini bisa jadi eksploitasi anak," kata Ida Ruwaida dalam program "Sapa Indonesia Malam" Kompas TV, Senin (27/9/2021).
Lebih lanjut, Ida juga mengatakan bayi laki-laki yang viral di Pamulang bisa menjadi perhatian lantaran dicat menjadi silver.
Padahal menurutnya, pelibatan bayi dan anak di bawah usia 5 tahun masih banyak terjadi di beberapa titik jalan.
"Menurut saya karena bayinya dicat silver itulah yang mengundang perhatian, tapi masih cukup banyak di titik-titik tertentu bagaimana pelibatan bayi atau anak di bawah usia 5 tahun," lanjutnya. [qnt]