Hipertensi Berat
Kehadiran riwayat hipertensi berat membuat kondisinya
semakin buruk sehingga harus masuk perawatan di ruang isolasi. Dua hari di
ruang isolasi belum juga ada tanda-tanda membaik. Gejalanya semakin berat
meskipun telah diberikan oksigen tekanan tinggi.
Baca Juga:
Basuki: Penundaan Kenaikan Tarif Tol Akibat Pandemi, Tak Selalu Salah Pemerintah
Tim dokter kemudian memutuskan merujuk dia ke luar Wondama
mengingat kondisinya yang tengah hamil besar sementara di RSUD Teluk Wondama
sedang tidak ada dokter kandungan.
"Kehamilan itulah yang membuat kami merujuk yang
bersangkutan ke Manokwari, Ibu Kota Provinsi Papua Barat untuk mendapatkan
pelayanan maksimal. Karena selain hamil yang bersangkutan juga sedang terpapar
COVID-19 berat dan dengan oksigen dosis tinggi pun masih belum cukup,"
kata Kurniawan.
Sempat kesulitan mendapatkan RS di Manokwari dan Jayapura
karena sudah penuh, Ayomi akhirnya mendapatkan tempat perawatan di salah satu
rumah sakit di Biak, Provinsi Papua.
Baca Juga:
Sri Mulyani Sampaikan Perkembangan Perekonomian Indonesia 10 Tahun Terakhir
Dua hari setelah masuk rumah sakit di Biak, tim dokter
setempat lantas memutuskan mengoperasi caesar untuk menyelamatkan bayinya.
Operasi berjalan lancar. Seorang bayi laki-laki dengan berat 1,3 kg lahir
dengan selamat.
Namun sang bayi harus dirawat di inkubator karena lahir
prematur. "Sekarang sang bayi diawasi ketat di sana," kata Kurniawan.
Kelahiran sang buah hati sempat membuat kondisi Ayomi
membaik. Sehari pasca operasi caesar, anak pertama dari pasangan Darmono Kis
dan Betsiana Ayomi ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan.