WahanaNews.co | Sejak Gunung Merapi mengalami erupsi pada pukul 12.12 WIB, Sabtu (11/3/2023), terjadi 69 gempa guguran terjadi dalam waktu enam jam. Melansir laman magma.vsi.esdm.go.id, terjadi juga 29 kali gempa awan panas guguran.
Gempa guguran yang tercatat dalam seismograf, memiliki amplitudo 4-48 mm, dan lama gempa 38,8-162,8 detik. Sedangkan untuk gempa awan panas guguran, memiliki amplitudo 30-75 mm, dan lama gempa 86,6-458,6 detik.
Baca Juga:
Pembagian BLT Tahap IV Desa Handel Kecamatan Puncak Sorik Marapi Sesuai Harapan Masyarakat
Selain dua gempa itu, menurut laporan tertulis petugas Pengamatan Gunung Api (PGA) Merapi, Triyono yang dimuat dalam laman magma.vsi.esdm.go.id, juga terjadi enam kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 3-7,5 mm, S-P 0,3-0,4 detik dan lama gempa 6,6-7,5 detik.
Tercatat juga ada tiga kali gempa Vulkanik Dangkal, dengan amplitudo 52-56 mm, dan lama gempa 8,6-10,2 detik. Serta, tiga kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 7-10 mm, S-P 0,6-0,9 detik dan lama gempa 7,9-11,2 detik.
Hingga saat ini, Gunung Merapi yang memiliki ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, berada pada level III atau siaga. Potensi bahaya saat ini, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong, sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Baca Juga:
Dari Kecamatan Puncak Sorik Marapi ke Puncak Prestasi, Putra Madina Raih Juara Nasional Sains Matematika Dua Kali
Pada sektor tenggara, meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km, dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Melansir Sindonews, masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi, serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Sementara itu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut jarak luncuran erupsi Gunung Merapi kali ini, merupakan yang terjauh kedua sejak krisis erupsi Gunung Merapi tahun 2020. Di mana jarak luncurnya mencapai 4 km.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santosa mengungkapkan, dalam setahun terakhir aktivitas seismig dan awan panas cenderung mengarah ke barat daya. Di mana jarak paling jauh terjadi hari ini yaitu 4 km. Pada 2021, ada yang lebih jauh yaitu di Gendol dengan jarak 5 km. "Ya hari ini terjauh kedua sejak 2021," ungkapnya.
Menurutnya, jika hingga pukul 16.00 WIB, terjadi 24 kali rentetan guguran awan panas dengan jarak maksimal 4 km. Tetapi guna memastikan jarak luncurnya itu, tim BPPTKG langsung terjun ke lapangan untuk mengukur jarak luncur menggunakan drone.
Ukuran dan luasan kubah lava yang runtuh tidak dapat dipastikan. Karena itu membutuhkan perhitungan awal dengan melihat volume kubah lava yang ada.
Diakuinya, letusan kali ini cukup besar, setidaknya terbesar kedua sejak 27 Januari 2021. Saat itu, terjadi 52 awan panas ke arah Sungai Boyong.
Aktivitas Gunung Merapi, sepanjang Sabtu (11/3/2023) diakuinya memang cukup tinggi. "Hal ini menjadikan deformasi (penambahan volume gunung) tinggi kecepatan 0,5 cm per hari," tambahnya.
Dia mengungkapkan, jika abu vulkanik tersebar sampai ke wilayah Wonosobo, yang berjarak 33 km dari puncak Gunung Merapi. Menurutnya, sebaran abu vulkanik tersebut, dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin. [ast/eta]