WahanaNews.co, Jakarta - Kebakaran yang melanda Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) milik Kodam Jaya di Kampung Parung Pinang, Dusun Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, perbatasan Kabupaten Bekasi-Bogor, Jawa Barat, berhasil dipadamkan pada Minggu (31/3/2024) dini hari.
Pangdam Jaya Mayjen TNI M Hasan mengatakan api berhasil dipadamkan pada pukul 03.45 WIB atas kerja petugas gabungan.
Baca Juga:
Pabrik Amunisi Swasta Pertama Kini Ada di Indonesia
"Tadi kita sudah melakukan langkah penanganan untuk pemadaman titik api dari gudang nomor 6 Gudmurah Kodam Jaya. Pukul 03.45 WIB tadi, dapat kita pastikan titik api sudah dipadamkan," kata Hasan, kepada wartawan, Minggu (31/3/2024) pagi.
Kebakaran ini menyebabkan sebanyak 135 KK sempat dievakuasi dan diungsikan secara sementara. Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengungkap, dari jumlah itu lokasi pengungsian tersebar di lokasi.
Pertama di kantor Kepala Desa Ciangsana sebanyak 85 KK dan 50 KK sisanya di Masjid Darussalam, Kota Wisata.
Baca Juga:
Polisi Tangkap Tersangka Pembunuh Remaja di Jaksel, Temukan Senpi dan Alat Bantu Seks
Berikut fakta-fakta kebakaran Gudmurah Kodam Jaya usai berhasil dipadamkan berdasarkan melansir CNNIndonesia.
Seluruh warga telah kembali ke rumah
Sebanyak 135 KK yang sempat dievakuasi dan mengungsi imbas kebakaran ini telah kembali ke rumah masing-masing.
Meski begitu, Pangdam yang sedang bertugas mengimbau seluruh warga agar langsung melapor jika menemukan serpihan peledak dan amunisi di sekitar rumahnya.
Kebakaran diduga akibat amunisi kedaluwarsa bergesekan
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menduga salah satu penyebab kebakaran ini adalah amunisi yang sudah kedaluwarsa sehingga menjadi lebih sensitif untuk meledak.
Agus menjelaskan amunisi yang kedaluwarsa dapat meledak akibat gesekan dan gerakan.
"Ya, memang kalau sudah expired itu relatif sensitif dia. labil. dia kena gesekan, gerakan, kena panas dia akan mudah, mudah meledak," kata Agus kepada wartawan di lokasi, Minggu (31/3/2024).
"Bisa, bisa dari situ. sementara bisa dari itu salah satunya (penyebab) ya," imbuhnya.
Kebakaran bukan karena human error
Agus juga memastikan tidak ada kecenderungan kebakaran ini diakibatkan oleh human error.
"Tidak (ada kecenderungan human error)," ujar Agus.
Ia juga mengungkap gudang yang terbakar ini memuat 65 ton amunisi kedaluwarsa.
"65 ton, tonasenya," ucap Agus.
Rencana disposal sebelum terjadi ledakan
Agus menyatakan amunisi kedaluwarsa yang diduga menjadi penyebab kebakaran ini rencananya memang hendak diledakkan atau disposal sebelum kebakaran terjadi.
"Secara sistematis sebenarnya, amunisi-amunisi tersebut akan diledakkan. Di-disposal namanya," kata Agus.
"Tetapi sebelum waktu disposal sudah meledak. Karena tadi itu sensitif munisi tersebut," sambungnya.
Rumah terdampak dapat ganti rugi
Jenderal bintang empat ini juga memastikan rumah warga yang terdampak akibat peristiwa ini akan diberikan ganti rugi.
Agus mengaku pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap rumah-rumah warga yang terdampak.
"Tentu nanti kita akan data, aparat teritorial sekarang sedang bekerja. Nanti apabila ada kerusakan di rumah masyarakat akan kita ganti," kata Agus.
KSAD minta maaf
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Maruli Simanjuntak menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa yang terjadi ini.
"Yang pertama, saya mengucapkan permohonan maaf untuk masyarakat sekitar, khususnya atas kejadian ini," kata Maruli di Kantor Gudmurah Kodam Jaya, Minggu (31/3/2024).
Buka opsi relokasi gudang amunisi
Usai kebakaran, Maruli mengaku ada kemungkinan Gudmurah milik Kodam Jaya ini direlokasi.
Ia mengatakan kemungkinan tersebut bakal dibahas dalam rapat evaluasi pascakebakaran.
"Ya, ada kemungkinan. Semua ada lah. pasti ada nanti dari hasil evaluasi," kata Maruli.
Ia pun menjelaskan lokasi gudang ini telah dibangun sesuai peraturan dengan jauh dari permukiman penduduk.
Namun, kata dia, pembangunan permukiman penduduk yang justru dibangun mendekati gudang.
Janji evaluasi penyimpanan amunisi
Maruli memastikan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa yang terjadi di dekat permukiman penduduk ini.
Meski begitu, ia berjanji bakal mengevaluasi mekanisme penyimpanan amunisi usai peristiwa ini terjadi.
"Sampai sekarang tidak ada korban. Namun cara penyimpanannya akan kita evaluasi kembali," kata Maruli.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]