Kondisi ini bisa dilihat misalnya dalam acara keagamaan.
Saat perayaan Idul Fitri dan Natal, semua umat dilibatkan.
Baca Juga:
Wakil Bupati Fakfak Mengukuhkan Badan Pengurus Lembaga Adat Perempuan Papua (LAPEPA) Kabupaten Fakfak
“Bahkan, bila ada acara pembangunan masjid atau gereja, semua umat juga ikut terlibat, berpartisipasi dan bergotong royong,” tutur Alex Iba.
Kini, Fakfak menjadi salah satu kabupaten tertua di Provinsi Papua Barat, bahkan di tanah Papua.
Filosofi “Satu Tungku Tiga Batu” telah mengajarkan mereka bahwa perbedaan justru menjadi sarana untuk menyatukan.
Baca Juga:
Tinjau Pembangunan Pasar Thumburuni Fakfak, Wakil Bupati Keluhkan Kinerja Pihak Ketiga
Warga Fakfak tidak pernah, bahkan tidak ada waktu, untuk membeda-bedakan agama satu dengan agama yang lain.
“Filosofi Satu Tungku Tiga Batu merupakan nafas dari kerukunan dan keakraban dalam peradaban masyarakat yang ada di Kabupaten Fakfak,” tandas Alex. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.