“Saat ini sebanyak 1.986 pelanggan dari 4 ULP yang ada sedang menjalankan program nyaman kompor induksi. Kami optimis nantinya 973.553 pelanggan dari masing masing ULP berpotensi migrasi ke kompor induksi,” imbuhnya.
Sementara itu, Plt Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengapresiasi langkah PLN UP3 Bekasi yang telah bersinergi dengan pemerintah daerah dalam mensosialisasikan penggunaan kompor induksi.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Pemkot Bekasi pun, kata Tri, akan terus berkomitmen mendukung transisi energi lewat percepatan program penggunaan kompor induksi di masyarakat.
“Saya mengimbau, masyarakat atau pelanggan rumah tangga PLN beralih menggunakan kompor induksi untuk keperluan memasak sehari-hari,” kata dia.
“Dengan perubahan dari satu sistem, harga LPG 3 kg lebih murah dan listrik seakan-akan lebih mahal bisa matching (cocok). Listriknya akan mendapat insentif sehingga biaya memasak menggunakan kompor induksi ini bisa lebih murah dibandingkan pakai LPG,” papar Tri dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Tri menjelaskan, kompor induksi dengan kompor listrik memiliki perbedaan. Salah satunya, beda cara pemanasannya. Kompor induksi menggunakan energi elektromagnetik untuk memanaskan secara langsung alat masaknya seperti panci dan wajan.
Sebagai perbandingan, kompor listrik secara tidak langsung memanaskan panci. Kompor listrik menggunakan elemen pemanas, dan mengalirkan energi radiasi ke makanan.
“Dari segi keamanan, kompor induksi lebih aman ketimbang kompor listrik atau gas. Ini karena kompor induksi bekerja dengan cara memanaskan peralatan masak secara langsung melalui induksi magnetik. Jadi, permukaan kompor tidak ikut dipanaskan sehingga tetap aman jika disentuh, sementara kompor listrik tidak aman disentuh,” pungkas Tri.[mga]