WahanaNews.co | Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lanjutkan upaya untuk menurunkan angka stunting atau gizi buruk dengan melakukan profiling, yaitu pencatatan dan pemetaan data risiko
Diharapkan, langkah ini dapat mempertajam arah intervensi terhadap program penanganan stunting di Jakarta.
Baca Juga:
Pj Gubernur DKI Minta Percepatan Pembangunan Tanggul Laut Cegah Rob Utara
Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dalam rapat terbatas di Balai Kota Jakarta terkait kemiskinan ekstrem nol persen dan penurunan stunting di bawah 14 persen pada 2024, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.
"Dalam waktu dekat ini, akan ditetapkan sampel-sampel untuk memastikan data-data yang ada di Carik Jakarta yang sudah terkoneksi di BKKBN itu, sasarannya tepat. Kalau sampel itu sudah tepat, nanti akan di-profiling untuk penanganan stunting, juga kemiskinan ekstrem," kata Heru, Senin (30/1).
Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Tavip Agus menambahkan, profiling risiko stunting diperlukan dalam upaya melakukan pencegahan stunting. Tujuannya, untuk menemukan orang-orang yang punya risiko stunting.
Baca Juga:
Tips Aman Gunakan Listrik Saat Ditinggal Liburan
"Kenapa ini penting? Karena lebih efektif mencegah orang yang berisiko stunting daripada yang sudah terlanjur terkena stunting. Secara medis juga lebih efektif mencegah," katanya.
Adapun profiling risiko stunting dilakukan dengan sinkronisasi data yang ada di Carik Jakarta, yang terkoneksi dengan data Sistem Informasi Keluarga (SIGA) milik BKKBN.
BKKBN pun terus melakukan pemutakhiran data guna memenuhi kebutuhan data dan informasi keluarga terkini, sehingga sesuai kondisi di lapangan.
Selanjutnya, data yang sudah diperbarui itu digunakan oleh internal dan eksternal BKKBN seperti kementerian/lembaga, perguruan tinggi, dan mitra kerja lain untuk perencanaan, intervensi, pemantauan, hingga evaluasi program Bangga Kencana, percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem, serta program pembangunan lain.
Tavip menyatakan, pendekatan yang paling mungkin dilakukan saat ini adalah pencegahan, khususnya pada fase calon pengantin, saat hamil, dan saat 1.000 hari pertama kehidupan.
"Tadi kesimpulan yang disampaikan Pak Pj Gubernur, dalam waktu dekat akan kita tetapkan sampel-sampel untuk memastikan data-data yang ada di Carik yang sudah terkoneksi dengan data di BKKBN, sehingga sasarannya tepat. Kalau sampel sudah tepat, nanti akan di-profiling, karena akan ada kaitannya penanganan kemiskinan ekstrem dengan stunting," papar Tavip.
Secara khusus, data itu dapat digunakan untuk penyaluran berbagai bantuan dari Pemprov DKI. Tavip menegaskan, dari jumlah bantuan yang sudah diberikan kepada masyarakat, seharusnya sudah tidak ada penduduk miskin ekstrem.
"Karena sebetulnya orang-orang yang ada di DKI sudah diintervensi dengan berbagai skema bantuan yang ada. Inilah yang justru sedang dicari akar persoalannya. Maka dari itulah nanti dari profiling di lapangan, harapannya bisa ditemukan," katanya.
Nantinya, data profiling itu akan menjadi dasar Pj Gubernur DKI untuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat, baik Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, hingga kementerian/lembaga terkait.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI, Atika Nur Rahmania, menegaskan bahwa Pemprov DKI berfokus terhadap intervensi yang dapat dilakukan segera dan tepat dengan menetapkan sasaran untuk menangani penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem.
"Arahan terkait penanganan stunting, tentu adalah penetapan data sasaran yang tepat, sehingga kita dapat melakukan profiling yang tepat terhadap data stunting itu sendiri. Kemudian dari profiling itu, baru kita bisa lakukan intervensi secara lebih tepat terhadap sasaran tersebut," kata Atika.
Pendekatan yang dilakukan pun diterapkan secara preventif. Sementara bagi warga yang sudah teridentifikasi, akan dilakukan pendekatan kuratif.
"Di dalam strategi nasional sendiri, sudah ditentukan juga yang namanya sensitive dan juga ada beberapa target yang harus diintervensi. Jadi intinya, kita bersama-sama bersepakat untuk mempertajam arah intervensi program-program penanganan stunting," papar Atika. [rgo]