WahanaNews.co | Pembangunan jembatan rangka baja yang menghubungkan Gampong Panca
dengan Panca Kubu di Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, akan segera
dilanjutkan.
Hal itu dipastikan Gubernur Aceh, Nova
Iriansyah, saat berkunjung ke sana, Rabu (27/1/2021).
Baca Juga:
DPRK Pidie Resmi Lakukan PAW Empat Anggota Legislatif Fraksi PDA
Pembangunan akan diupayakan secepatnya
oleh Pemprov Aceh dengan mencoba memasukkan dana pada anggaran perubahan 2021.
Namun, jika tidak ter-cover di tahun ini, maka akan dianggarkan untuk tahun 2022.
"Jadi, kita
upayakan di 2022, insya Allah kita selesaikan. Cuma, nanti saya coba cek, apakah di 2021, di anggaran perubahan, atau anggaran lain, bisa diselesaikan," jelas Nova.
Baca Juga:
AMPeS: Aksi Desak Pj Gubernur Aceh Surati KPK, Periksa Walikota Subulussalam
Gubernur menyebutkan, terhentinya
pembangunan jembatan tersebut luput dari pantauan pihaknya, lantaran telat mendapatkan informasi dari Pemkab Aceh Besar.
Namun begitu, Gubernur memastikan
penyelesaian pembangunan jembatan akan diupayakan paling telat di tahun 2022.
Gubernur menyebutkan, perkiraan
sementara anggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan jembatan
tersebut sekitar Rp 10 miliar.
Saat ini, lanjut Gubernur, sejumlah
material utama, seperti rangka baja jembatan, sudah tersedia di gudang Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh.
"Rangkanya sudah ada di Dinas
PUPR. Ini tentu harus kita selesaikan. Ini butuh sekitar 10 miliar saja untuk
penyelesaiannya," ujar Gubernur.
Kunjungan Gubernur Nova ke jembatan
itu turut didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Mawardi; Kepala
Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Ilyas; Kepala Dinas Energi
Sumberdaya Mineral Aceh, Mahdinur; Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati; Wakil Bupati Aceh Besar, Tgk Husaini A Wahab;
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto; serta sejumlah
tokoh kecamatan dan desa setempat.
Jalur Penghubung Strategis
Keberadaan jembatan yang menghubungkan
Gampong Panca dengan Panca Kubu di Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, ini
diakui masyarakat setempat cukup penting.
Selama ini, warga
terpaksa menyeberangi sungai dengan berjalan kaki, atau bahkan mengarunginya
dengan kendaraan bermotor.
Dampak ketiadaan jembatan tersebut
selama ini cukup dirasakan masyarakat yang hendak mengangkut hasil pertanian
mereka ke pasar-pasar di Aceh Besar dan Banda Aceh.
Selain itu, para siswa sekolah dasar
juga harus bertaruh nyawa menyeberangi arus sungai untuk tiba di sekolah.
Yang tak kalah penting adalah akses
untuk mengantar warga yang sakit berobat ke puskesmas dan rumah sakit.
Hal tersebut disampaikan Keuchik Panca
Kubu, Nur Tamren. Ia mengatakan, hasil pertanian warga kerap membusuk lantaran
tak dapat segera diangkut ke pasar karena arus sungai sedang deras.
"Anak-anak juga sering tak bisa
ke sekolah karena takut debit air sungai sedang tinggi," ujar Nur Tamren.
Bahkan, kata Nur, tahun lalu seorang
bocah sempat meninggal dunia lantaran terseret arus saat menyeberangi sungai.
Selain itu, sejumlah motor milik warga
juga pernah terseret arus saat dipaksa mengarungi sungai.
Akibatnya, warga
harus bergotong-royong untuk mencari dan mengangkat
kembali motor dari dasar sungai.
"Bahkan kereta saya sendiri hari
itu juga terseret arus," kata Nur.
Untuk itu, Nur
Tamrem mengaku sangat berterima kasih atas kunjungan Gubernur Aceh ke lokasi
itu.
Ia berharap jembatan itu dapat segera
diselesaikan demi kepentingan hidup masyarakat di kawasan itu.
"Saya nengucapkan terima kasih
kepada Pemerintah Aceh dan Pemkab Aceh Besar. Semoga jembatan ini cepat selesai
dibangun," ujarnya.
Pengakuan senada juga disampaikan
Keuchik Gampong Panca, Abdul Wahab.
Dalam penyampaiannya di depan
Gubernur, ia berharap penyelesaian pembangunan jembatan dapat dilakukan
secepatnya, lantaran jembatan itu cukup penting bagi kelancaran aktivitas warga. [dhn]