WAHANANEWS.CO, Tapanuli Utara - Setelah gempa pertama mengguncang Mandailing Natal (Madina) dan Tapanuli Utara Taput), dampak bencana terus bertambah. Gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,6 yang terjadi pada Selasa (18/3/2025) pukul 05.23 WIB masih menyisakan dampak signifikan, dengan laporan terbaru mengenai korban jiwa dan kerusakan infrastruktur di beberapa wilayah.
Hanya satu menit sebelumnya, gempa berkekuatan M 5,5 juga terjadi di Tapanuli Utara dengan kedalaman 10 km.
Baca Juga:
Dipicu Subduksi Lempeng dan Sesar Aktif, BMKG Catat 13 Gempa dalam Sepekan di Sumbar
Kedua gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami, tetapi mengakibatkan sejumlah kerusakan yang kian teridentifikasi dalam laporan terbaru.
Guncangan gempa ini bahkan terasa hingga Malaysia. Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia) melaporkan getaran dirasakan di beberapa wilayah, termasuk Perlis, Kedah, Penang, Perak, Selangor, Kuala Lumpur, Putrajaya, Negeri Sembilan, Melaka, dan Johor.
Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara mencatat satu orang meninggal dunia dan satu lainnya mengalami luka-luka akibat gempa M 5,5 di Kabupaten Tapanuli Utara.
Baca Juga:
Sebelum Ambles Hingga Satu Meter, Warga di Jalan Cimanggis Depok Sempat Rasakan Getaran
Laporan yang diterima di Medan, Selasa (18/3/2025), menyebutkan gempa tersebut juga menyebabkan tanah longsor yang menimpa bangunan warga dan merusak sejumlah fasilitas umum.
Bencana ini melanda tiga kecamatan dan empat desa, mengakibatkan kerusakan pada fasilitas pendidikan dan infrastruktur lainnya.
Di Kecamatan Pahe Julu, dua desa terdampak, yakni Desa Hutabarat dan Desa Sitoluama, mengalami kerusakan berat pada dua rumah, serta kerusakan sedang pada satu sekolah dasar, satu sekolah menengah atas, dan satu sekolah menengah kejuruan. Sejumlah ruas jalan juga tertutup longsor.
Di Kecamatan Pahae Jae, Desa Silangkitang dan Desa Pardomuan mengalami dampak serupa. Satu sekolah dasar mengalami kerusakan sedang, sementara satu kantor desa rusak berat.
Di Kecamatan Adiankoting, sebuah ruang kelas sekolah dasar mengalami kerusakan parah akibat gempa tersebut.
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati, mengatakan bahwa data tersebut masih bersifat sementara dan terus diperbarui oleh Pusdalops PB Sumut.
Menurutnya, BPBD bersama instansi terkait telah melakukan berbagai langkah penanganan di lokasi terdampak.
"BPBD Kabupaten Tapanuli Utara masih terus melakukan pendataan serta berkoordinasi dengan pemangku kebijakan terkait," ujar Yuyun, sapaan akrab Sri Wahyuni.
Dia menambahkan bahwa alat berat telah dikerahkan untuk membersihkan material longsor dan mempercepat proses pemulihan di lokasi bencana.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]