WahanaNews.co | Sejak awal April hingga hari ini, Senin (18/4), Gunung Anak Krakatau (GAK) mengalami erupsi tujuh kali. Letusan terendah yaitu 700 meter dari atas puncak dan erupsi tertinggi mencapai 1.000 meter dari atas puncak gunung.
Catatan erupsi Gunung Anak Krakatau bisa dilihat melalui Magma Indonesia, aplikasi resmi miliki Kementerian ESDM.
Baca Juga:
Berstatus Siaga, Gunung Anak Krakatau Erupsi 3 Kali
Dalam aplikasi itu, letusan pertama terjadi pada 15 April 2022, sekitar pukul 03.27 WIB. Laporan yang disusun oleh Deny Mardiono itu tertulis ketinggian abu mencapai 1.000 meter dari puncak, kolom abu berwarna putih hingga hitam ke arah barat daya, dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 5 menit.
Masih di tanggal yang sama, erupsi kembali terjadi dengan ketinggian 700 meter dari atas puncak. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu mengarah ke barat daya, dengan amplitudo maksimum 400 mm dan berdurasi 2 menit 33 detik.
Letusan ketiga pada tanggal yang sama terjadi pukul 18.37 WIB dengan ketinggian abu 800 meter dari puncak. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu ke arah barat daya dengan amplitudo maksimum 55 mm dan berdurasi 1 menit 10 detik.
Baca Juga:
Berstatus Siaga, Gunung Anak Krakatau Meletus 7 Kali
Laporan itu disusun oleh Jumono, petugas pengamat pos pantau Gunung Anak Krakatau Pasauran.
Letusan lainnya terjadi pada 17 April 2022, pukul 21.15 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai 800 meter dari atas puncak kawah. Abu letusan berwarna kelabu hingga hitam yang mengarah ke barat daya. Laporan tersebut disusun oleh Fahrul Roji.
Selanjutnya dalam laporan yang masih disusun oleh Fahrul Roji pada 18 April 2022, pukul 07.14 WIB, Gunung Anak Krakatau kembali meletus dengan ketinggian abu mencapai 700 meter dari atas puncak, dengan abu berwarna hitam. Amplitudo maksimum yaitu 60 mm dengan durasi 1 menit 37 detik.