WahanaNews.co | Gunung Merapi yang berposisi di antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyeburkan guguran lava sebanyak 43 kali selama sepekan terakhir.
Informasi tersebut disampaikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Baca Juga:
Peringatan BPBD DIY: Larangan Penambangan di Lereng Gunung Merapi, Kawasan Rawan Bencana
"Guguran lava teramati sebanyak 43 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng, dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso melalui keterangan tertulis, dilansir Antara, Minggu (17/7/2022).
Dia memaparkan, berdasarkan analisis morfologi dari Stasiun Kamera Deles5, Tunggularum, Ngepos, dan Babadan, tidak teramati perubahan ketinggian dan morfologi, baik kubah barat daya maupun kubah tengah.
"Berdasarkan analisis foto volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.645.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik," ucap Agus.
Baca Juga:
BPPTKG Yogyakarta Sebut Gunung Merapi Keluarkan Guguran Lava Pijar 13 Kali
Kemudian menurut dia, intensitas kegempaan Merapi selama sepekan terakhir terhitung masih cukup tinggi. Selain itu, lanjut Agus, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM juga masih menunjukkan laju pemendekan jarak 0,2 cm per hari.
"Pada pekan ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 36 mm per jam selama 10 menit di Pos Kaliurang pada 13 Juli 2022," terang dia.
"Tidak dilaporkan terjadi banjir lahar dingin maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu Gunung Merapi," sambung Agus.
Hingga kini, menurut Agus, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Agus menjelaskan, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal 5 kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal 7 kilometer).
Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal 3 kilometer) dan Sungai Gendol (sejauh 5 kilometer).
"Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung," jelas Agus Budi Santoso.
Sebelumnya, Gunung Merapi mengeluarkan dua kali guguran lava pijar ke arah barat daya pada Kamis 14 Juli 2022. Guguran lava pijar itu meluncur dengan jarak maksimum sejauh 1.800 meter ke arah barat daya, mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso, dalam rilisnya mengatakan, selama periode pengamatan itu, Gunung Merapi juga mengalami 17 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-15 milimeter (mm) selama 25.9-131.8 detik, dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-4 mm selama 23.3-42.8 detik.
Berikutnya, enam kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-11 mm selama 7.3-13.5 detik, dan tiga kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 27-74 mm selama 8.9-17.6 detik.
Agus juga mengatakan, cuaca di Gunung Merapi pada pagi tadi cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah barat, suhu udara 14-21 derajat Celcius dengan kelembaban udara 68-95 persen, dan tekanan udara 627-686 mmHg.
"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50-75 meter di atas puncak kawah," katanya.
Berdasarkan hasil analisis morfologi yang dilakukan BPPTKG pada periode 1-7 Juli 2022, tidak teramati perubahan ketinggian, baik kubah barat daya maupun kubah tengah. Volume kubah lava barat daya tercatat sebesar 1.645.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik. [rin]