WahanaNews.co | Mural
yang bernada sindiran kepada presiden Republik Indonesia, Joko Widodo terus
bermunculan menyusul viralnya mural "404" not found beberapa waktu lalu. Kali
ini, mural mirip sosok Jokowi ditemukan di bawah jembatan layang Pasopati,
Bandung, Jawa Barat.
Kemunculan mural ini dinilai berkaitan karena kondisi
masyarakat di masa pandemi Covid-19 saat ini. Narasi mural yang disampaikan
masih berkaitan dengan perasaan warga yang mengkritik situasi penanganan
pandemi.
Baca Juga:
PLN Berdayakan Ekowisata Sungai Mudal di Yogyakarta, Ekonomi Warga Makin Bergairah
Sosok pria berpakaian putih mirip dengan Jokowi tampak
menindih lukisan lain yang sebelumnya sudah digambar lebih dulu. Pada mural
tersebut, sosok pria mengenakan sebuah masker yang menutupi mata dan hidung.
Namun, tangan kanan pria tersebut terlihat sedang memegang bagian kepala.
Tak jelas siapa pembuat mural tersebut. Hanya saja di bagian
samping mural terdapat sebuah tulisan "Niskala". Tulisan tersebut juga
terdapat di bagian kerah sebelah kanan yang ukurannya lebih kecil.
Menurut Putri (38), seorang warga yang kerap melintas di
dekat kawasan Dago Cikapayang, mural tersebut sudah cukup lama ada di tembok
tersebut. Namun dia tak mengetahui kapan pastinya mural dibuat.
Baca Juga:
Terima Kunjungan Slank, Bobby Nasution Berikan Ruang Bagi Anak Muda Medan Berkreatif
"Kalau saya sudah lihat beberapa hari yang lalu. Dari
kemarin-kemarin juga sudah ada ini. Enggak tahu siapa yang buat," ujarnya.
Selain mural, memang banyak coretan lain seperti grafiti di
tembok Jembatan Layang Pasupati.
"Jadi mural bukan cuma di sisi tembok sini saja, banyak
mural lainnya di tembok bagian lain," cetus Putri.
Fenomena mencoret dinding dengan mural hingga grafiti masih
meluas di berbagai wilayah meski kerap dihapus. Terakhir, di Solo muncul mural
bertuliskan "Negaraku Minus Nurani" dan "Orang Miskin dilarang Sakit" di
kawasan Stabelan, Kecamatan Banjarsari.
Jauh sebelum itu, deretan mural yang dihapus sudah mencuat
sejak akhir Juli 2021 lalu. Misalnya, muncul mural bertuliskan "Tuhan, Aku
Lapar" di kawasan Tigakarsa, Kabupaten Tangerang. Coretan itu menjadi viral dan
langsung dihapus aparat.
Kemunculan mural terus berlanjut dan melebar ke berbagai
tempat baik di dalam ataupun luar Pulau Jawa.
Salah satu yang fenomenal ialah gambar orang mirip Presiden
RI Joko Widodo (Jokowi) yang bagian mata ditutupi stiker tulisan "404: Not
Found". Istilah itu lazim dalam dunia siber, menandakan laman yang dituju tidak
bisa diakses atau tidak ada sama sekali.
Sebelumnya, di tembok salah satu rumah kosong pinggir jalan
di kawasan Pasuruan, Jawa Timur, juga tergambar mural bergambar kartun yang
dibubuhi dengan tulisan "Dipaksa Sehat di Negeri yang Sakit". Lukisan itu hanya
bertahan beberapa hari.
Diduga, gambar telah ada pada sekitar tanggal 25 Juli.
Kemudian, menjadi viral dan langsung dihapus oleh Satuan Polisi Pamong Praja
(Satpol PP) pada 10 Agustus.
Gambar lain bertuliskan "Wabah Sesungguhnya adalah
Kelaparan" juga muncul di kawasan Ciledug, Tangerang. Penghapusan itu diklaim
oleh petugas Kecamatan Ciledug atas permintaan warga.
Gencarnya aksi penghapusan narasi itu mendapat kritik dari
sejumlah pihak. Amnesty International Indonesia menilai bahwa upaya aparat itu
mengancam kebebasan berekspresi dan berpendapat.
Warga, tidak dapat berpendapat kritis lantaran selalu
dihapus oleh otoritas pemerintahan. Padahal, kata dia, kebebasan berpendapat
itu dilindungi oleh hukum HAM Internasional dan konstitusi Indonesia.
"Tindakan kepolisian dan aparat negara lainnya yang berlebihan,
termasuk mencari pembuatnya jelas mengancam hak atas kebebasan berekspresi dan
berpendapat" kata Deputi Direktur AII, Wirya Adiwena kepada wartawan. [rin]