Pihaknya juga berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait status Gunung Anak Krakatau.
"Kami masih terus berkooordinasi dengan PVMBG terkait status Krakatau ya, kan sekarang statusnya waspada, jadi kami pantau terus," ujarnya.
Baca Juga:
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Bali Batalkan 90 Penerbangan Dalam Sehari
Pesan kewaspadaan bahaya gelombang tinggi dari BMKG juga beredar di media sosial. Kepala BMKG Stasiun Geofisika Tangerang, Suwardi, membenarkan isi pesan tersebut.
Tujuannya, untuk memberi peringatan dini dan kewaspadaan bagi masyarakat di pesisir Selat Sunda, terutama wilayah Banten.
"Iya benar itu, semalam kan pada rapat, akhirnya disebar sebagai bentuk peringatan dini dan kewaspadaan di masyarakat dan stakeholder," kata Suwardi.
Baca Juga:
Peduli Erupsi Lewotobi, PT DLU Kolaborasi dengan BHS Salurkan Bantuan dan Evakuasi Warga
Rapat dadakan yang diadakan secara daring pada Kamis (3/2) malam, untuk menyikapi perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda.
Hingga saat ini, aktifitas Anak Krakatau masih meningkat, bahkan semburan abu vulkaniknya mencapai 1.000 meter dari puncaknya.
"Pesan peringatan dini hanya segitu (isinya), sebagai bentuk kewaspadaan. Mengingat embusan abu vulkanik di Gunung Anak Krakatau yang dikeluarkan oleh PVMBG," ujarnya.