WahanaNews.co | Sektor pendidikan menjadi salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) yang digulirkan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) demi meningkatkan sumber daya manusia di Morowali secara menyeluruh.
Begitu juga dengan infrastruktur penunjang yang memadai demi mewujudkan mutu pendidikan yang berkualitas.
Baca Juga:
Jasa Marga Raih Dua Penghargaan di Ajang TOP CSR Awards 2024
Komitmen itu kembali diwujudkan dengan membangun 3 ruang kelas baru (RKB), toilet, serta pengadaan meubelair dan kelengkapan lainnya bagi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Khairaat di Desa Makarti Jaya, Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah.
Secara keseluruhan, total anggaran yang digelontorkan sebesar Rp 623 juta.
Koordinator Community Relations Departemen External PT IMIP, Thomas Deni Bintoro, dalam sambutannya pada peresmian RKB MTs Al Khairaat, Kamis (15/12/2022) mengatakan, pembangunan RKB ini merupakan bentuk komitmen perusahaan terhadap peningkatan kualitas pendidikan bagi generasi muda, khususnya anak-anak yang berada di Bahodopi.
Baca Juga:
Kepala Pesantren di Sulawesi Barat Cabuli 5 Santriwati Secara Bergantian
Harapannya, lanjutnya lagi, dimasa mendatang melalui program CSR-nya perusahaan dapat berkontribusi lebih banyak terhadap dunia pendidikan di Morowali secara menyeluruh.
"Perusahaan berharap, melalui kontribusi yang telah dilakukan oleh perusahaan terhadap dunia pendidikan di Morowali, menjadikan anak-anak kita bisa bersekolah dengan baik. Harapan kita juga, sarana dan prasarana sekolah yang telah diberikan dan dibangun ini, bisa dijaga dan digunakan dengan baik. Supaya siswa dan siswi yang menuntut ilmu di sekolah ini, mampu berprestasi dan dapat membanggakan kedua orangtua mereka," urai pria yang akrab disapa Deni itu.
Sementara, Kepala Desa Makarti Jaya, Abdul Hakim T mengatakan, apa yang dilakukan oleh perusahaan (membangun RKB bagi MTs Al Khairaat) merupakan hal yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya di Desa Makarti Jaya.
Pasalnya, sejak 2018 lalu, pihaknya telah mengajukan program itu kepada Pemerintah Morowali, namun belum dapat terealisasi.
"Dan kami harapkan juga kepada pemerintah, kalau bisa dewan guru yang mengajar di sekolah ini bisa dibantu untuk kesejahteraan mereka. Karena rugi juga kalau misalkan siswa dan siswinya banyak, tetapi gurunya sedikit," jelas Abdul Hakim. [rgo]