Fenomena ini, kata BMKG, "berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut."
Ketiga, Gelombang Kelvin yang merambat ke arah timur tidak terpantau aktif di wilayah Indonesia. Keempat, gelombang dengan low frequency tidak terpantau aktif di wilayah Indonesia.
Baca Juga:
Saat Pilkada BPBD Rekayasa Cuaca di Jakarta, Dibiayai APBD
Kelima, tak ada kombinasi antara MJO, Rossby Ekuator, Kelvin, dan Low Frequency pada wilayah dan periode yang sama.
Keenam, Siklon Tropis Koinu masih akan terpantau berada di Laut Filipina sebelah timur laut Filipina dengan kecepatan angin maksimum 60 knots (110 km/jam) dan tekanan udara minimum 975 hPa yang bergerak ke arah barat laut.
"Intensitas siklon tropis Koinu diprakirakan akan meningkat dalam 24 jam ke depan. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah siklon tropis tersebut."
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Ketujuh, daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang dari perairan sebelah barat Sumatera Utara, barat Aceh hingga Aceh, dari Jambi, Riau, Selat Malaka hingga Malaysia, dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara;
Sulawesi Tengah, di Maluku Utara, di Maluku, di Laut Arafura, di Papua Barat, di Papua, dan dari Samudera Pasifik sebelah utara Papua hingga Papua bagian utara.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut."