WahanaNews.co, Tapsel - Masih segar dalam ingatan Herman Hatimbulan Harahap (38), warga Desa Sumuran, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Pandemi Covid-19 tahun 2019, membuat perekonomian dunia dan juga ekonomi Indonesia masuk zona resesi.
Tidak hanya kehilangan kerabat karena tak tertolong akibat infeksi Covid-19, puluhan juta orang kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan. Pembatasan sosial untuk memutus rantai penularan Covid-19 tak hanya merusak sendi-sendi perekonomian, tetapi juga memaksa dimatikannya mesin-mesin ekonomi.
Baca Juga:
Polda Kalsel Berhasil Selamatkan 463.299 Petani dari Peredaran Pupuk Ilegal
Hampir semua kegiatan produktif terhenti. Daya rusak Covid-19 memang sangat luar biasa. Teknologi kekinian sekalipun tak mampu mencegah kerusakan itu.
Dalam kondisi serba kebingunan, Herman mencoba mengusir rasa kebosanan di rumah dengan bertani tanaman hortikultura. Selain ada kegiatan, alumni SMAN 1 Sipirok ini berprinsip, tanaman hortikultura juga bisa dijual sebagai pemasukan di tengah pandemi saat itu.
Perlahan, ayah tiga anak ini mulai belajar ilmu pertanian melalui Forum Petani Sipirok. Herman ingin menjadi petani milenial sukses yang tak hanya bergerak di sektor hilir, namun juga di sektor hulu. Saling kunjung ke lahan dan diskusi, menjadi rutinitas Herman diawal mulai bertani tanaman hortikultura.
Baca Juga:
Kekeringan Ancam Panen Padi di Labura, Petani Terancam Rugi
Pernah gagal menanam ribuan tanaman cabai, tidak membuat Herman kapok dan menyurutkan semangatnya, untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui ekonomi hijau (green economy). Kegagalan tersebut, ia jadikan sebagai tambahan penyemangat untuk terus bergerak maju tanpa menoleh ke belakang.
Ketekunan dan semangat pantang menyerah Herman berbuah manis. Ia berhasil menjadi salah satu petani hortikultura yang yang memiliki penghasilan lebih dari cukup untuk menafkahi keluarga. Bahkan sejak tahun 2020, Herman mulai melakukan penagkaran sendiri dan mendirikan CV Agro Sipirok Hijau yang bergerak di bidang pembibitan komoditas hortikultura.
Sedikitnya 100 ribu bibit tanaman mulai dari durian, manggis, alpukat, cengkeh, jeruk, matoa, aren, pinang, kayu manis, karet, jengkol, petai, gaharu, jambu, kelapa, kelapa sawit, buah pala, rambutan, hingga duku, dia tangkar di areal seluar 4 hektare, yang lokasinya tidak jauh dari tempat kediamannya. Selain itu, ada juga benih cabai dan bawang.
Selain mempekerjakan tiga karyawan, Herman juga memiliki belasan pekerja lepas untuk membantu mengurus penangkaran miliknya. Kehadiran CV Agro Sipirok Hijau tidak hanya membantu perekonomian kelaurga Herman semata, namun menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Tidaklah berlebihan, jika PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, menasbihkan Herman sebagai juara I dalam Program Petani Aktor Milenial 2023, yang digelar beberapa waktu lalu. Dari seorang pria pengangguran akibat pandemi Covid-19, Herman menjelma menjadi petani berpenghasilan 10 hingga 20 juta perbulannya.
Selain harga yang relatif terjangkau, beberapa keuntungan yang diperoleh jika membeli bibit dan benih CV Agro Sipirok Hijau, kualitas benih terjamin dan jelas sumber indukannya, sehingga buah yang dihasilkan sama dengan induknya.
"Dari penjualan bibit ke proyek-proyek pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat," ujar Herman, saat disambangi di areal penangkarannya, pada Minggu (5/11/2023).
Dikeseluruhan keberhasilan yang diraih, Herman tidak menampik adanya campur tangan PT Agincourt Resources. Perusahaan pertambangan yang bergerak di bidang eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral batangan emas dan perak itu, telah meningkatkan pengetahuan Herman tentang dunia pertanian.
"Terima kasih kepada PT Agincourt Resources yang tidak pernah lelah membimbing dan mendampingi kami para petani ini," ucap Herman.
Ke depan, Herman berniat memperlebar sayap agrobisnis yang ia geluti, sekaligus membangun jaringan pemasaran. Pria yang memiliki cita-cita ingin menghijaukan bumi Tapanuli Selatan ini juga berjanji, akan menjadi resonansi bagi generasi muda, agar menjadi petani yang handal.
"Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan. Masa depan pertanian Indonesia ada di tangan petani milenial. Menjadi petani adalah hal yang keren," tutupnya.
[Redaktur : Alpredo Gultom]