WahanaNews.co | Irma Hairunnisa (39) masih tak percaya suaminya, I (36), jadi korban dalam insiden kebakaran di Lapas Tangerang. Irma tak pernah punya firasat apa-apa sebelum mengetahui suaminya tewas dalam tragedi kebakaran.
"Iya, seperti biasa dan tidak ada firasat apa pun," kata Irma kepada wartawan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (7/9/2021).
Baca Juga:
Pemadam Kebakaran Trenggalek Padamkan Api yang Melahap Gudang Cengkeh Watulimo
Irma mengungkapkan dia dan suaminya sering berkomunikasi via telepon. Bahkan, Irma dan suami saling berkabar via telepon dua hari sebelum kebakaran terjadi.
"Sudah lama nggak ketemu sih emang. Urusan suami istri pasti setiap hari ada komunikasi. (Terakhir berkomunikasi) dua hari yang lalulah, teleponan," ujar Irma tanpa menjelaskan bagaimana bisa berkomunikasi via telepon.
Irma mendapat kabar kebakaran Lapas Tangerang pada pukul 03.00 WIB, Rabu (8/9) dini hari dari siaran televisi. Irma langsung menghubungi kakaknya yang tinggal di dekat Lapas Tangerang memintanya mencari tahu kondisi sang suami. Irma dan keluarganya tinggal di Harmoni, Jakarta Pusat.
Baca Juga:
Saat Ibadah, Gereja Pentakosta Lau Mil Dairi Terbakar
"Abang saya kan tinggal di sana, di Tangerang deket lapas. Saya minta cariin buru-buru, saya minta apa bloknya, saya suruh minta cariin ke sana (Lapas Tangerang)," ujarnya.
Dalam situasi kalang kabut, Irma berusaha mencari tahu kebakaran itu terjadi di blok mana. Hingga akhirnya Irma mengetahui kebakaran terjadi di blok C2 yang dihuni sang suami, Irma masih berusaha menenangkan diri.
"Tapi saya masih nggak yang langsung 'oh iya bener suami saya ada' nggak. Saya masih yang 'nggaklah... mudah-mudahan nggaklah'," tuturnya.
Saat itu Irma masih berharap suaminya baik-baik saja. Sampai akhirnya dia mendapatkan daftar nama-nama penghuni Blok C2.
"Iya, berharap tidak, tapi ternyata anak saya udah dapet langsung list daftar nama korban. Dan nama suami saya nomor ke-40," ujarnya.
Setelah mendapatkan list tersebut, Irma berusaha menenangkan diri. Pagi tadi, Irma masih bingung harus pergi ke mana untuk mencari tahu tentang suaminya itu.
"Saya tenang dulu aja. Saya tenang dulu, saya di rumah dulu, saya beres-beres rumah, saya masih berpikir kayak gimana baru saya ke sini (rumah sakit). Di sini kan langsung ke sini semua. Jadi percuma ke sana (Lapas Tangerang) karena ada informasi dari lapas bahwa jenazah bakal ke sini dibawa ke Rumah Sakit Polri," jelasnya.
Masih Syok
Irma sendiri baru ke RS Polri magrib tadi karena masih syok. Dia datang ke RS Polri bersama anaknya untuk menyerahkan data-data antemortem suaminya.
'"Maghrib saya (ke rumah sakit), karena di rumah saya masih syok, masih yang 'ntar dululah'. Anak saya sama kakak ipar saya di dalem (memberikan data antemortem)," katanya.
Ingin Segera Bawa Pulang Jenazah
Perasaan Irma masih tak menentu saat tiba di RS Polri. Satu harapannya saat ini, ia ingin agar bisa segera membawa pulang jenazah suaminya.
"Pemikiran saya saat ini jenazah keluar dulu. Saya mau jenazah dulu ke keluarga, keluar dari sini kelar, pulang, saya makamin. Kasihan, emang harus udah proses orang meninggalkan ditunda-tunda kaya gini...kita tuh ngerasain. Saya ingin jenazah keluar, saya makamin, itu doang," katanya sembari menangis. [qnt]