WahanaNews.co | Mobil dengan nopol L-1172-MW kena hantam KA Logawa rute Purwokerto-Jember. Empat orang penumpang mobil langsung tewas di jalan perlintasan langsung (JPL) yang tidak terjaga di KM 91+0 di Desa Bayeman, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis sore.
"Pada pukul 16.30 WIB, kami menerima laporan dari masinis KA Logawa bahwa telah 'tertemper' kendaraan roda empat di palang pintu yang tidak terjaga, sehingga masinis izin untuk berhenti luar biasa untuk pemeriksaan lokomotif dan rangkaian," kata Pelaksana harian Manajer Humas PT Kereta Api Daerah Operasi (Daop) 9 Jember Tohari saat dihubungi per telepon dari Probolinggo.
Baca Juga:
Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang, Sopir Truk Trailer Terancam 12 Tahun Penjara
Sebuah mobil bernomor polisi L-1172-MW tertabrak KA Logawa di Desa Bayeman, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo yang menyebabkan empat orang penumpang mobil tersebut tewas di lokasi kejadian.
"KA 249 Logawa tidak dapat melanjutkan perjalanannya karena harus menunggu lokomotif pengganti dari Depo Lokomotif Jember sehingga rangkaian kereta dan penumpang tertahan di Stasiun Probolinggo," kata Pelaksana Harian Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 9 Jember Tohari dalam rilis tertulis yang diterima ANTARA di Kabupaten Jember.
Menurutnya masinis telah melakukan pemeriksaan rangkaian dan terjadi kerusakan, sehingga sementara masinis KA Logawa melanjutkan perjalanan hingga di Stasiun Probolinggo dengan kecepatan terbatas.
Baca Juga:
Mahasiswa Hilang Fokus Gegara ‘Rimming” dalam Mobil, Pengemudi Xpander Tabrak Pejalan Kaki
"Mobil yang 'tertemper' KA masih berada di jalur rel kereta, sehingga petugas akan menderek mobil tersebut agar jalur kereta bisa dilalui oleh kereta selanjutnya," tuturnya.
Untuk rangkaian lokomotif KA Logawa, lanjut dia, masih dilakukan pemeriksaan oleh kepala unit sarana di Stasiun Probolinggo dan selanjutnya kereta tersebut akan menunggu lokomotif penolong dari Depo Jember.
"Kami mengimbau semua kendaraan yang akan melalui perlintasan kereta api yang tidak terjaga sebaiknya menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada kereta api yang lewat," katanya.
Tohari mengimbau pengguna jalan untuk bersama-sama menaati rambu-rambu yang ada serta lebih waspada saat akan melintasi perlintasan sebidang kereta api, terutama yang tidak terjaga.
"Sesuai UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 124 menyatakan pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api," ujarnya.
Hal tersebut juga didukung oleh UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 114 menyebutkan bahwa pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pengemudi kendaraan wajib berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai di tutup, dan/atau ada isyarat lain.
"Selain itu kendaraan juga wajib mendahulukan kereta api dan memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintas rel," katanya. [qnt]