WahanaNews.co | Kasus Anjas, pria asal Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), yang membatalkan pernikahannya dengan calon istrinya, Dona, viral dan menyita perhatian publik.
Keputusan itu diambil Anjas pada H-1 acara lantaran dia marah melihat ibunya dibentak dan dihina oleh pihak keluarga calon mempelai perempuan.
Baca Juga:
Bobi Candra, Bos Tambang Ilegal dengan Kerugian Negara Rp 556 Miliar, Dibekuk di Jakarta
Kronologi kejadian
Beberapa hari sebelum pernikahan Anjas dan Dona, pihak keluarga calon mempelai perempuan meminta uang tambahan sebesar Rp 6,7 juta yang disebut untuk menutupi kekurangan biaya pernikahan.
Padahal sebelumnya, Anjas telah memberikan uang sebesar Rp 35 juta dan emas sekitar 13 gram sebagai mahar saat lamaran yang digelar pada November 2022.
Baca Juga:
Bank Indonesia Sebut Uang Pecahan Rp10 Ribu Tahun Emisi 2005 Tidak Berlaku Lagi
Pihak mempelai pria pun memberikan uang tambahan yang diminta oleh keluarga DN, namun mereka hanya menyanggupi sebesar Rp 6 juta.
Kaget lihat persiapan acara pernikahan
Saat berkunjung ke rumah calon istrinya pada H-1, Anjas terkejut melihat persiapan acara pernikahannya.
Saat itu di rumah Dona hanya terpasang terpal tanpa dekorasi apa pun layaknya acara pernikahan.
"(Rp 6,7 juta) Itu uang tambahan untuk orang tua dia (Dona) katanya, daktau mungkin kalu untuk tenda, daktaunyo dak katek (tidak ada) tenda," kata Anjas, dikutip dari Tribunnews.com.
Bahkan menurut Anjas, tenda yang terpasang di rumah calon istrinya itu lebih mirip dengan tenda yang terpasang pada acara kematian.
"Persiapannya seperti (acara) orang kematian, tenda terpal bae, biasanya kan ada tenda putih biru, ini dak katek, cuma sepetak satu terpal," ujar Anjas.
Ibu calon mempelai pria dibentak
Saat hendak menanyakan perihal persiapan acara pernikahannya kepada keluarga calon istrinya, Anjas justru mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan.
Keluarga Dona justru memaki dan membentak ibu Anjas. Mereka pun menagih kekurangan uang tambahan yang dimintanya sebanyak Rp 700.000.
Tak terima ibunya diperlakukan seperti itu, Anjas memutuskan untuk membatalkan pernikahannya dengan Dona sehari sebelum acara.
"Aku marah lah (ibu ditunjuk-tunjuk), itu wong tuo aku," ucap Anjas.
Pihak keluarga Anjas pun menuntut Dona dan keluarganya mengembalikan mahar yang telah mereka terima, yakni emas sekitar 13 gram dan uang sebesar Rp 35 juta.
Namun, Dona dan keluarganya tak mampu mengembalikan uang Rp 35 juta tersebut karena telah dibelikan motor seharga Rp 30 juta.
Picu kemarahan aparat desa
Tingginya sorotan publik atas kasus ini menimbulkan keresahan bagi warga desa Belambangan, Kecamatan Buay Runjang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel, termasuk bagi sang Sekretaris Desa (Sekdes), Rientice.
Rientice mengaku marah kepada Dona, calon mempelai perempuan dalam kasus tersebut yang merupakan warga desa Belambangan.
Dia pun meminta kepada Dona untuk membuat klarifikasi terkait persoalan yang menyeret nama desanya itu.
Tak ada pelaminan
Rientice mengakui bahwa hingga H-1 acara pernikahan, tak tampak adanya pelaminan yang terpasang di rumah Dona.
Dia mengatakan, di lokasi yang rencananya akan menjadi tempat resepsi itu hanya terpasang dua tenda dan terpal saja.
Padahal sebelumnya, menurut Rientice, dia telah melihat buku nikah atas nama Dona dan Anjas lengkap dengan foto keduanya.
Selain itu, Rientice pun membenarkan bahwa Dona telah membeli motor baru, namun dia tak tahu asal-usul uang yang digunakan untuk membayarnya.
Minta Dona segera pulang
Rientice pun mengimbau agar Dona serta keluarganya kembali ke rumah untuk memberi penjelasan soal kasus yang kini ramai dibicarakan publik tersebut.
Pasalnya, dia menjadi khawatir setelah banyak netizen yang menganggap gadis dari desa tersebut memiliki tabiat yang sama dengan Dona.
Meski begitu, dia membantah isu yang menyebut bahwa Dona telah empat kali gagal menikah.
"Setahu saya baru sekali ini. Tidak benar isu yang menyebutkan (Dona) sudah empat kali gagal nikah," pungkasnya, dikutip dari TribunSumsel.com, Rabu (28/12/2022). [eta]