WahanaNews.co, Dumai - Berita menggemparkan datang dari Dumai, Riau. Keluarga imigran asal Jawa telah melakukan pembunuhan terhadap seorang ibu di tempat yang jauh dari kampung halaman mereka.
Kejadian tragis ini melibatkan seorang wanita bernama Kartini (41), yang tewas dibunuh oleh anak kandung perempuan berusia 12 tahun dan anak tiri laki-laki berusia 13 tahun.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Kedua remaja ini, ketika melakukan perbuatan mengerikan itu, dibantu oleh ayah atau suami dari korban. Kejadian ini dipicu oleh dendam yang telah lama tersimpan, yang membuat kedua remaja dan ayah mereka tidak mampu lagi menahan perilaku korban.
Menurut Ketua RT 10 di Kelurahan Gurun Panjang, Sunan Hariono, yang merupakan tempat tinggal korban, saat korban dan suaminya menikah, mereka membawa anak-anak dari pernikahan sebelumnya. Korban membawa anak-anak perempuan, sedangkan suaminya membawa anak laki-laki.
Pada awalnya, suami dan kedua anaknya pindah ke Dumai pada bulan April 2023. Sebulan kemudian, korban juga menyusul dari Jawa dan bergabung dengan mereka di Dumai.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
"Korban menyusul pelaku dan anak-anaknya ke Dumai setelah sebulan," ujar Sunan Hariono, seperti yang dilansir oleh Tribun Jambi.
"Dengan kata lain, pelaku dan korban adalah pasangan yang telah ditinggal mati oleh pasangannya masing-masing, dan kini mereka menikah satu sama lain," tambahnya pada hari Senin, 28 Agustus 2023.
Sunan Hariono juga mencatat bahwa kedua anak tersebut tidak pergi ke sekolah.
Sementara sang ayah dan korban berjualan bakso.
Selama mereka tinggal bersama, korban dan suaminya sering terlibat dalam pertengkaran. Bahkan, Sunan Hariono mengungkapkan bahwa suami korban pernah meminta bantuannya untuk mencoba mendamaikan situasi.
"Saya pernah mendatangi mereka untuk berperan sebagai penengah dalam upaya memulihkan kerukunan dalam rumah tangga mereka," katanya.
"Lebih dari itu, saya memberikan nasihat pada tanggal 22 Agustus 2023 sambil menyerahkan dokumen kependudukan yang telah disiapkan," tambahnya.
Suami korban memberi tahu Sunan Hariono bahwa Kartini seringkali berperilaku kasar terhadap kedua anaknya. Bahkan, pada suatu waktu, korban hampir saja melakukan kekerasan terhadap anak tirinya dengan sebilah pisau. Untungnya, suami berhasil merampas pisau dari tangan korban.
"Berdasarkan pengakuan pelaku, korban selalu bersikap kasar terhadap anak-anaknya," ungkapnya.
"Selalu marah tanpa alasan, bahkan korban tidak mengizinkan anak-anaknya pergi sekolah," lanjutnya.
Sunan Hariono juga menyebutkan bahwa Kartini, yang dulunya bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW), sering berkomunikasi secara intim dengan pria lain melalui media sosialnya.
Sunan Hariono menjelaskan, berdasarkan keterangan dari kedua pelaku, yaitu anak kandung dan anak tiri korban, Kartini yang sedang tidur terlentang diserang dengan palu besar di bagian dada oleh anak tirinya. Suami korban dan anak kandung korban kemudian ikut memukuli hingga korban tewas.
Setelah itu, mereka menggulung jenazah korban dengan tikar sebelum memasukkannya ke dalam karung.
"Setelah korban meninggal, mereka menggulungnya dalam tikar dan kemudian memasukkannya ke dalam karung sebelum akhirnya membuangnya ke dalam gorong-gorong di Jalan Akasia," jelasnya.
"Jadi antara rumah korban ke TKP penemuan korban itu cukup jauh," imbuhnya.
Bahkan setelah membunuh korban, pelaku (suami) sempat mengumandangkan azan di telinga korban. Sementara dua anaknya membaca doa.
Menurut pengakuan kedua anaknya, mereka melakukan itu sebagai ungkapan permohonan maaf.
Saat ditemui pihak kepolisian, menurut Sunan Hariono, tidak ada raut penyesalan di wajah kedua anaknya.
Bahkan sempat terucap kata 'puas' dari salah satu anak.
"Kalau kami melihat memang anak-anaknya ini sudah lama memendam dendam kepada korban, akibat perlakuan kasar ibunya kepada mereka," ucapnya.
Ia mengatakan, kini jenazah korban sudah dimakamkan di Kelurahan Gurun.
Pemakaman tersebut dihadiri salah satu anak angkat korban yang datang dari salah satu pesantren di luar kota.
Kronologi Kejadian
Diketahui mayat korban yang bernama Kartini ditemukan pada Jumat (25/8/2023).
Jasadnya ditemukan di pinggir parit bawah jembatan, Kelurahan Bukit Kapur, Kecamatan Bukit Kapur, Kota Dumai, dalam keadaan dibungkus karung.
Sehari setelah penemuan mayat tersebut, dua tersangka yakni anak tiri korban, berhasil diamankan.
Satu tersangka lain yakni suami korban masih dalam pengejaran.
Kapolres Dumai, AKBP Dhovan Oktavianton, melalui Kasat Reskrim Polres Dumai, AKP Bayu Ramadhan Effendi, membenarkan hal itu.
Ia mengungkapkan, pelaku pembunuhan memang orang dekat korban, yang merupakan suami dan dua anak mereka.
Mereka diamankan setelah polisi melakukan penyelidikan dan berdasarkan hasil autopsi dari sidik jari di badan korban.
"Para pelaku pembunuhan berhasil kami amankan sehari setelah mayat ditemukan," katanya, Senin (28/8/2023).
"Kedua anak ini masih di bawah umur yang mana anak laki lakinya berumur 13 dan perempuan umur 12," imbuhnya.
AKP Bayu menjelaskan, untuk suami korban sendiri saat ini sedang dalam pengejaran.
Ternyata pelaku yang merupakan suami korban ini memang sengaja disuruh anak-anaknya untuk kabur.
"Memang awalnya kedua pelaku tidak mengaku," terangnya.
"Namun, setelah hasil autopsi dan sidik jari mereka sesuai dengan sidik jari yang ada pada korban, akhirnya mereka mengaku."
Didapatkan keterangan bahwa anak tiri korban melakukan dugaan tindak pidana pembunuhan berencana atau pembunuhan terhadap korban Kartini bersama ayahnya.
Hal itu berdasarkan keterangan kedua anak korban yang masih di bawah umur dan barang bukti yang ditemukan.
Dari hasil pemeriksaan awal, terungkap anak tiri korban dan suami korban telah melakukan pembunuhan berencana dengan memukul korban.
Korban dipukul berulang kali menggunakan martil hingga tewas.
"Anak tiri dan suami korban melakukan dugaan tindak pidana pembunuhan berencana atau pembunuhan," ujarnya.
"Dengan cara memukul korban menggunakan dua buah martil hingga korban tidak bernyawa," imbuhnya.
"Kemudian keduanya membungkus korban menggunakan karung goni, karpet kain, dan mengikat korban dengan tali," ucap AKP Bayu Ramadhan Effendi.
Pada saat yang sama, terungkap alasan di balik pembunuhan seorang wanita di Dumai oleh suaminya dan kedua anak mereka.
Ternyata, para pelaku tidak bisa lagi bertahan terhadap perlakuan korban.
Berdasarkan keterangan awal dari kedua pelaku, mereka dengan sengaja mengambil tindakan pembunuhan terhadap korban karena mereka telah mencapai titik tidak tahan terhadap perlakuan yang diterima dari korban.
"Dalam hal ini, anak-anak mereka sering kali menjadi korban kekerasan fisik oleh korban, bahkan mereka dilarang untuk bersekolah dan harus bekerja," kata salah seorang dari mereka.
"Kami menduga bahwa tindakan ini mungkin menjadi hasil dari perlakuan yang telah berlangsung dalam waktu yang lama, dan ini menjadi alasan mengapa mereka memutuskan untuk mengakhiri nyawa korban," tambahnya.
Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa korban diduga juga sering melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga terhadap suaminya dan anak-anaknya, sehingga akhirnya para pelaku mengambil langkah untuk mengakhiri nyawa korban.
Bahkan, anak-anak korban tampaknya sengaja membiarkan ayah mereka atau suami korban untuk melarikan diri.
"Untuk saat ini, kami masih terus melakukan upaya untuk mengejar suami korban," tambahnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]