WahanaNews.co | Ketua
Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna mengungkapkan
keterisian ruang isolasi di ibu kota provinsi Jawa Barat itu telah mencapai
angka sekitar 78 persen.
Menurutnya, hal itu karena ada pergerakan terutama yang
bergejala di tempat-tempat ICU.
Baca Juga:
Promo Spesial Log In Megastore di Usia ke-15 Tahun, Bagikan Elektronik Gratis untuk Para Ojol
"Jadi orang yang bergejala sekarang ini tingkatannya
agak naik dari yang asalnya biasa. Sekarang perlu ada atensi yang lebih
tinggi," katanya di Bandung, Rabu (9/6).
Selain yang disiapkan Pemkot Bandung, tempat isolasi mandiri
juga ada di 19 Kecamatan. Ada 11 Kecamatan yang juga terus didorong untuk
menyiapkannya.
Terkait tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, ada
kebijakan yang paling praktis yaitu isolasi mandiri [isoman]. Tetapi jika masuk
kategori berat harus dirawat.
Baca Juga:
Tarif Tak Cocok, Pelanggan Habisi PSK di Apartemen Bandung
"Sekarang ini semua Rumah Sakit serempak diimbau dan
sudah direspons untuk menambah tempat tidur. Tapi, kita minta kalau yang
bergejala ringan jangan sampai masuk di perawatan. Saya pikir dari kacamata
medis itu bisa masuk dengan cara isoman. Kalau gejala sedang dan berat, itu
wajib [masuk perawatan]," ujar Ema.
Di sisi lain, Ema menginstruksikan kepada para camat dan
lurah bersama satgasnya agar tidak ragu mendorong digelarnya lockdown atau karantina.
Apalagi, jika di wilayah terkecilnya seperti RT dan RW terjadi eskalasi
peningkatan kasus Covid-19.
Pemberlakuan lockdown tingkat wilayah itu sudah dilakukan di
RT 07 RW 09 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Wilayah tersebut
terpaksa melakukan lockdown karena ada salah satu keluarga besar, di mana 8
orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Ema menuturkan lockdown tersebut bisa disebut dalam rangka
melaksanakan dan menjalankan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM).
"[Lockdown RT] itu sebetulnya dalam rangka menjalankan
apa yang ada dalam PPKM. Saya apresiasi itu. Tadi malam di grup whatsapp
pimpinan, saya menegaskan camat dan lurah jangan ragu melakukannya kalau
terjadi eskalasi. Meskipun, saya sebetulnya tidak mau mengambil pilihan
lockdown RT itu," kata Ema.
Meskipun demikian, Ema menyampaikan, sampai saat ini belum
ada wilayah lain yang melakukan serupa. Ia pun belum mendapat pengajuan untuk
lockdown di tingkat RT.
"Tadi malam saya juga ingatkan kalau ada segera ajukan,
supaya SK Wali Kotanya segera keluar. Walaupun belum keluar, tapi pelaksanaan
sudah bisa diawali," katanya. [qnt]