WahanaNews.co | Ketua Komisi Kerawam Keuskupan Agung Medan, Yosafat Ivo Sinaga menyatakan para klerus atau pastor dalam Gereja Katolik tidak boleh atau bahkan dilarang terlibat politik praktis dan menyampaikan dukungan ke publik terhadap figur tertentu.
Pernyataan itu disampaikan merespons video diduga 70 pastor di Sumatera Utara deklarasi mendukung Anies Baswedan maju sebagai bakal calon Presiden pada Pemilu 2024. Video tersebut viral di media sosial.
Baca Juga:
Keuskupan Ruteng Jatuhkan Hukuman Berat kepada Pastor yang Terbukti Melakukan Perzinahan
"Terkait dengan YouTube itu kami perlu menyampaikan bahwa hal itu tidak benar," kata Ivo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/11).
Menurutnya Gereja Katolik selalu menjaga dan memelihara persatuan multi etnik, suku dan agama. Karena itulah Gereja Katolik tidak pernah berpihak pada salah satu poros entah itu partai atau tokoh tertentu.
"Tegasnya Gereja Katolik tetap menjaga netralitas untuk mewujudkan netralitas itulah para pastor tetap menjaga dan memelihara persatuan dengan tidak jatuh dalam poros tertentu," urainya.
Baca Juga:
Presiden Joko Widodo Bakal Resmikan Gereja Katedral Kupang
Ivo juga mengimbau agar menjalankan politik yang elegan dan etika politik yang benar dan tidak menghalalkan segala cara demi nafsu politik. Sebab politik itu sejatinya mempersatukan dan bukan memecah belah.
"Politik itu hendaknya dijalankan demi kepentingan dan kesejahteraan bersama," terangnya.
Dia juga menyampaikan seruan agar masyarakat tetap bersikap kritis terhadap informasi yang beredar di media sosial yang mungkin tidak menyampaikan hal yang benar.
"Kita juga jangan terlalu cepat percaya apalagi meneruskan (forward) berita yang belum tahu kebenarannya. Kita juga jangan mudah terprovokasi oleh isu isu yang memecah belah persaudaraan di antara kita," tegasnya.
Sebelumnya, sekitar 70 pastor terekam menyatakan dukungan kepada Anies sebagai calon presiden. Video viral di media sosial.
Dalam video itu dinarasikan bahwa Anies lah harapan yang bisa mempersatukan bangsa Indonesia yang belakangan ini mulai terkotak-kotak.[zbr]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.