Lebih lanjut disampaikan, degradasi habitat berdampak pada penurunan produktivitas produksi KJA dan mengakibatkan seringnya terjadi kematian massal ikan budidaya selain disebabkan oleh fenomena alam yaitu tubo belerang.
Kematian massal ikan yang terjadi pada tahun 2014 mencapai 1.000 ton dengan nilai Rp 20 miliar. Di tahun 2021, pada rentan waktu Januari hingga Desember, tercatat kerugian sekitar Rp35,28 miliar akibat kematian 1.764 ton ikan secara massal.
Baca Juga:
Prof. Syafruddin: Provinsi Sumbar Harus Tiru Pemanfaatan Sumber Daya ala Jepang
Melalui serangkaian riset, dihasilkan beberapa opsi rekomendasi kebijakan dalam pengelolaan Danau Maninjau, yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas air dan konservasi sumber daya ikan serta peningkatan produksi perikanan tangkap.
Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan dalam pengelolaan Danau Maninjau antara lain, perbaikan kualitas air; konservasi dan pemanfatan berkelanjutan sumber daya ikan; dan peningkatan produksi ikan tangkapan yang menerapkan Model Culture Based Fisheries (CBF).
Peneliti BRPSDI Profesor Krismono menuturkan, dalam memperbaiki kualitas air, dapat dilakukan dengan mengurangi beban cemar yang masuk ke perairan serta pemanfaatan teknologi fitoremediasi, melalui beberapa cara. Pertama, pengurangan produksi dan jumlah KJA.
Baca Juga:
Kematian Ikan Keramba Jaring Apung di Danau Maninjau Buat Petani Rugi Rp380 Juta
Sebagaimana diketahui produksi ikan budidaya di Danau Maninjau mencapai 50.091 ton/tahun dengan jumlah KJA sebanyak 16.497 petak sedangkan daya dukung hanya 15.430 ton/tahun dengan jumlah KJA sebanyak 8.230 petak.
Agar kegiatan budidaya dapat berkelanjutan maka perlu adanya pengurangan produksi dan jumlah KJA masing-masing sebesar 34.661 ton/tahun (70 persen) dan 8.267 petak (50,1 persen).
Kedua, penggunaan KJA ramah lingkungan (KJA SMART). Penggunaan KJA SMART menggunakan jaring ganda diharapkan dapat mengurangi pakan terbuang. Ketiga, pembuatan kalender budidaya sebagai antisipasi kematian massal ikan sebagai akibat dari umbalan dan tubo belerang.