WahanaNews.co | Terpantau dari CCTV Posko Pantau Gunung Krakatau di Lampung Selatan, Gunung Anak Krakatau sejak Kamis sore hingga Sabtu (5/2/2022) terus menyemburkan abu vulkanik setinggi 300 hingga 1.000 meter.
Terbaru, Kepala PVMBG Andiani menyampaikan hari ini gunung itu sudah terpantau melakukan empat kali letusan dan warna dari asap letusan adalah kelabu hingga hitam.
Baca Juga:
Dari 25 Ribu ke 5 Juta, Tarif Baru Memancing di TN Komodo Disoal Pelaku Wisata
"Jadi hari ini sudah meletus 4 kali dan arah angin hari ini mengarah ke tenggara dan jarak aman tidak berubah, tetap 2 kilometer dari lokasi gunung," kata Andiani, Sabtu (5/2/2022).
Ia juga menyampaikan jika erupsi ini terus berlanjut maka ada potensi bencana yang akan terjadi, salah satunya adalah lontaran material vulkanik.
"Pertama seperti itu. Kedua, memang ada potensi untuk tsunami seperti di tahun 2018. Tetapi jika melihat kondisi erupsi saat ini, belum mengarah ke potensi kedua," jelasnya.
Baca Juga:
Realisasi Pendapatan Negara di Sultra Tembus Rp3,6 Triliun per 1 November 2024
"Ancaman bencana masih dalam sekitar gunung dan kita menganggap Anak Krakatau masih dalam level waspada," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, BNPB mengimbau masyarakat tidak berada di radius dua kilometer dari kawah aktif Gunungapi Anak Krakatau.
Hal ini merupakan rekomendasi Badan Geologi Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyusul erupsi Gunungapi Anak Krakatau.
“Saat ini tingkat aktivitas Gunungapi Anak Krakatau ditetapkan pada Level II (Waspada), dengan rekomendasi agar masyarakat tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 2 km dari kawah aktif,” kata Plt Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari.
Menurut data PVMB, Gunung Anak Krakatau erupsi hingga 9 kali pada Jumat (4/2).
“Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat erupsi itu terjadi pada pukul 09:43, 10:25, 10:28, 12:46, 13:00, 13:31, 13:41, 14:46, dan 17:07 WIB, dengan tinggi kolom abu berkisar 800-1.000 meter di atas puncak dan warna kolom kelabu-hitam tebal,” kata Abdul Muhari.
Ia juga mengatakan, dari data pemantauan secara visual dan instrumental mengindikasikan bahwa Gunung Anak Krakatau masih berpotensi erupsi.
Potensi bahaya dari aktivitas gunung berapi itu dapat berupa lontaran lava pijar, material piroklastik maupun aliran lava.
Hujan abu lebat secara umum berpotensi di sekitar kawah di dalam radius 2 km dari kawah aktif. [rin]