WAHANANEWS.CO, Tebo - Ketegangan antara masyarakat adat dan pihak perusahaan kembali mencuat ke permukaan, menjadi potret buram dari persoalan agraria yang tak kunjung usai di Indonesia.
Bentrokan antara warga Suku Anak Dalam (SAD) dan pihak keamanan perusahaan menjadi bukti nyata bahwa konflik lahan masih menyisakan luka mendalam bagi komunitas adat.
Baca Juga:
Pakistan dan India Bisa Meledak Jadi Perang Nuklir Gegara Pembantaian di Kashmir
Peristiwa bentrokan terjadi pada Selasa (29/5/2025) lalu di Desa Betung Bedarah Barat, Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo.
Insiden tragis ini menyebabkan satu anggota SAD kehilangan nyawa. Lokasi kejadian berada di sekitar jembatan Sungai Kemang di desa tersebut.
Diduga, konflik dipicu oleh dugaan pencurian buah kelapa sawit. Dalam proses penyelidikan lebih lanjut, pihak kepolisian dari Polres Tebo berhasil mengamankan dua orang yang terlibat dalam insiden tersebut.
Baca Juga:
70 Rudal dan 145 Drone Menghantam, Rusia Bombardir Ukraina Tanpa Ampun
Keduanya merupakan anggota sekuriti perusahaan dan kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
Menanggapi insiden ini, Gubernur Jambi Al Haris menegaskan bahwa situasi di lapangan sudah dalam kondisi terkendali. Ia menerima laporan dari Kepala Badan Kesbangpol bahwa solusi tengah diupayakan dan saat ini keadaan di lokasi bentrokan sudah kondusif.
“Saya mendapat informasi dari Kepala Kesbangpol, sudah ada solusi dan kondisi di sana telah kondusif hari ini,” ujar Al Haris di Jambi pada Kamis (1/5/2025), melansir Antara.