WahanaNews.co | Pemprov
Bengkulu bareng jajaran Forkopimda menggelar rapat koordinasi terkait
pelaksanaan PPKM. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengungkapkan langkah strategis
akan dilakukan dalam mengurangi mobilitas di Kota Bengkulu.
Baca Juga:
Kemenkes Katakan Kasus Kematian Akibat Virus Corona di Indonesia Kembali Meningkat
"Hasil kesepakatan, FKPD dan Satgas COVID-19 Kota
Bengkulu besok pagi paling lambat untuk memaparkan langkah-langkah strategis
dalam rangka mengurangi mobilitas masyarakat Kota Bengkulu," jelas Rohidin
saat dikonfirmasi (09/08/2021).
Kemudian terkait dengan tracing dan testing, ditegaskan
Rohidin, diminta masing-masing kabupaten/kota untuk komitmen betul melakukan
pengadaan Lab PCR minimal 1 unit. Terlebih Pemprov Bengkulu merencanakan akan
melakukan penambahan 1 unit Lab PCR lagi.
"Inilah yang menjadi penyebab lambatnya hasil Lab kita
menjadi kemungkinan posisinya menjadi penularan, pemeriksaan hingga 2 minggu,
karena terbatasnya Lab PCR. Pembangunan ini akan dikawal FKPD Provinsi dan
kabupaten kota, termasuk pengadaan Swab Antigen," imbuh Rohidin.
Baca Juga:
Menteri Kesehatan akan Buat Aturan Test PCR Bisa di Apotek
Selanjutnya terkait dengan isolasi terpadu atau isolasi
terpusat (isoter), Pemda Kabupaten Kota juga diminta menyiapkan minimal 2 titik
isoter lengkap dengan sarana prasarana pendukung.
"Pemprov telah menyiapkan 2 titik, saya minta
kabupaten/kota melakukan hal yang sama, menyiapkan tempat isoter, tentu lengkap
dengan sarana prasarana pendukung. Sehingga jelas ini akan memudahkan dalam
rangka penanganan," ujar Rohidin.
Sementara itu terkait masih rendahnya angka vaksinasi
COVID-19 dibandingkan dengan daerah lain, karena di beberapa kabupaten ini
masih di bawah 10 persen, Pemprov Bengkulu bersama Forkopimda akan kembali menggalakkan
gerakan vaksinasi massal.
"Ini yang akan betul-betul kita geber, besok pagi akan
kita laksanakan secara massal di Bengkulu Utara, kemudian di Mukomuko dan lalu
akan kita laksanakan di pulau terluar yaitu di Pulau Enggano," pungkas
Rohidin.
Sementara itu, untuk memastikan ketersediaan oksigen,
Pemprov Bengkulu mengeluarkan kebijakan yaitu Pembentukan Satgas Oksigen
Provinsi dan kabupaten/kota. Di dalamnya akan ada unsur dari rumah sakit, unsur
Forkopimda kemudian distributor dan supplier. Kebijakan dimaksud terkait
pengadaan tabung oksigen di masing-masing kabupaten/ kota.
"Dalam rapat koordinasi tadi kita juga meminta
kebijakan karena selama ini untuk kebutuhan oksigen itu di samping diproduksi
secara mandiri di RSMY Bengkulu namun terbatasnya tabung. Maka ini kita
kolektif secara bersama-sama, pengadaan tabung oksigen minimal 50 tabung di
setiap kabupaten kota," jelas Rohidin.
"Jadi kalau ada tabung kita bisa melakukan refill, ada
beberapa provinsi menawarkan bisa diambil. Tapi kalau mau kita bawa dengan
mobil iso tank itu kita tidak ada," tutup Rohidin. [dhn]